Jumlah desa yang mendapat pasokan listrik dari PLN Kalimantan Barat segera bertambah. Seiring dengan keinginan warga di enam desa di Kecamatan Toba dan Simpang Hulu untuk dapat menikmati listrik PLN selama 24 jam sehari karena PLN membangun Jaringan Tegangan Menengah (JTM) 20 kV sepanjang 57 kms.

"Dari total 57 kms JTM yang akan kami bangun, 31 kms masuk wilayah Kabupaten Sanggau, sisanya 26 kms masuk wilayah Kabupaten Ketapang," ujar General Manager PLN UIW Kalbar, Agung Murdifi di Pontianak, Jumat.

Jaringan sepanjang itu akan melewati Desa Baru Lomba Kecamatan Meliau, Desa Bagan Asam, dan Desa Teraju Kecamatan Toba Kabupaten Sanggau, Desa Botuh Besi, Desa Sekucing Labai, Desa Balai Pinang Kecamatan Simpang Hulu Kabupaten Ketapang.

Dijelaskannya, sepanjang tahun 2019 PLN telah melakukan pembangunan dan perluasan jaringan listrik untuk melistriki 60 desa atau dusun yang tersebar di berbagai daerah kabupaten yang ada di Kalbar.

Jelang akhir tahun pihaknya giat menambah perluasan jaringan listrik ke desa-desa terpencil, baik yang eksisting dengan pola layanan dari 12 jam menjadi 24 jam, maupun desa-desa yang sama sekali belum ada listrik.

Selain itu, tambahan pembangunan jaringan listrik juga dilakukan di Kabupaten Landak. Dapat dipastikan bahwa warga di 30 desa dan 47 dusun di Kabupaten Landak akan segera menikmati listrik dari PLN. Jaringan JTM yang akan dibangun Sepanjang 117,56 kms.

Menurut Agung, JTM sepanjang 30,24 kms saat ini sedang dalam proses pembangunan konstruksi, sementara itu sisanya 87,32 kms dalam tahap lelang pekerjaan, dan ditargetkan akhir bulan ini sudah rampung.

"Secara bertahap, kami berupaya untuk terus melakukan pembangunan infrastruktur kelistrikan agar semakin banyak warga desa dan dusun yang segera menikmati listrik PLN," katanya.

Diakuinya, saat ini sedang dilakukan sosialisasi oleh tim sosialisasi listrik desa Kantor Wilayah dan Unit Layanan agar masyarakat mengetahui serta memahami bahwa PLN sedang melakukan upaya pembangunan jaringan listrik yang akan melewati desa mereka.

Dalam sosialisasi tersebut dijelaskan hal-hal yang terkait pelaksanaan proyek kelistrikan, pentingnya menjaga seluruh asset kelistrikan, tips keselamatan menggunakan listrik, serta mekanisme proses penyambungan listrik baru, perubahan daya, serta layanan lainnya.

Sementara itu menurut Lambertus Randio Pranoto, Tokoh Masyarakat Desa Bagan Asam Kecamatan Toba, selama ini desanya belum teraliri listrik. Untuk keperluan penerangan di rumah, Lambertus menggunakan genset yang beroperasi selama 6 jam per hari, dari jam 18.00 hingga 24.00 WIB.

"Untuk menghidupkan genset, kami harus mengeluarkan biaya sekitar 800 ribu hingga 1 juta rupiah perbulan. Itu belum termasuk biaya perawatan genset jika sewaktu-waktu rusak. Bagi kami warga desa, biaya sebesar itu pastinya sangat memberatkan," cerita Lambertus.

Segera masuknya listrik ke desa-desa tentunya akan meningkatkan perekonomian masyarakat. Banyak peluang usaha yang dapat dilakukan dengan adanya listrik.

"Atas nama pribadi dan masyarakat, saya mengucapkan terima kasih kepada Pemerintah melalui PLN yang telah memberikan perhatian sekaligus meringankan beban hidup kami. Semoga PLN semakin sukses dalam melayani listrik masyarakat," kata Lambertus bersemangat.
Baca juga: Sebanyak 42 desa di Kalimantan Barat bakal teraliri listrik pada 2020
Baca juga: PLN tambah 60 desa berlistrik di Kalbar

Pewarta: Dedi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019