Pemerintah Kota Pontianak, Kalimantan Barat, mengharapkan Bank Pasar Pontianak mampu menggerakkan perekonomian masyarakat dan tidak hanya mendapatkan keuntungan semata.
"Saya berharap Bank Pasar tidak hanya menjadi BPR nomor satu di Pontianak, tetapi juga bisa memberikan manfaat yang besar bagi warga Kota Pontianak," kata Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Kamis.
Edi mendorong Bank Pasar mampu menangkap peluang terutama dalam menjalankan fungsi sosialnya untuk membantu dan proaktif mendatangi para pelaku usaha mikro yang memiliki potensi awal.
Menurut data Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan Kota Pontianak, sekitar tujuh ribu pelaku UMKM yang terdaftar. Jumlah tersebut merupakan peluang bagi Bank Pasar untuk hadir di tengah-tengah para pelaku UMKM, kata Edi.
"Apalagi, bank-bank konvensional memberikan tawaran kemudahan bagi nasabahnya seperti fasilitas ATM yang tersebar di berbagai titik. Bank Pasar harus menangkap peluang untuk mengakomodir para pelaku UMKM," tersebut.
Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) PUD BPR Bank Pasar, Agus Subardi mengatakan, saat ini pihaknya sudah menyandang predikat sebagai Bank BUKU II dengan modal disetor Rp17,5 miliar sehingga sudah bisa menggunakan aplikasi ATM.
"Alhamdulillah hari ini ATM Bank Pasar sudah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bank Pasar menjadi BPR pertama yang menggunakan ATM cardless, artinya ATM yang bukan berbasis kartu melainkan melalui smartphone," ungkapnya.
Terobosan itu, lanjut dia, merupakan salah satu menuju digitalisasi perbankan. Dengan fasilitas tambahan ini khususnya pedagang di Pasar Flamboyan bisa lebih mudah untuk melakukan transaksi atau menarik uang tunai di mesin ATM yang ada.
"Nasabah BPR Bank Pasar sudah mencapai 6.300 lebih, dengan total dana pihak ketiga senilai Rp17 miliar lebih. Kemudian dari nasabah peminjam sekitar 1.300 lebih," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019
"Saya berharap Bank Pasar tidak hanya menjadi BPR nomor satu di Pontianak, tetapi juga bisa memberikan manfaat yang besar bagi warga Kota Pontianak," kata Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono di Pontianak, Kamis.
Edi mendorong Bank Pasar mampu menangkap peluang terutama dalam menjalankan fungsi sosialnya untuk membantu dan proaktif mendatangi para pelaku usaha mikro yang memiliki potensi awal.
Menurut data Dinas Koperasi, Usaha Mikro dan Perdagangan Kota Pontianak, sekitar tujuh ribu pelaku UMKM yang terdaftar. Jumlah tersebut merupakan peluang bagi Bank Pasar untuk hadir di tengah-tengah para pelaku UMKM, kata Edi.
"Apalagi, bank-bank konvensional memberikan tawaran kemudahan bagi nasabahnya seperti fasilitas ATM yang tersebar di berbagai titik. Bank Pasar harus menangkap peluang untuk mengakomodir para pelaku UMKM," tersebut.
Sementara itu, Direktur Utama (Dirut) PUD BPR Bank Pasar, Agus Subardi mengatakan, saat ini pihaknya sudah menyandang predikat sebagai Bank BUKU II dengan modal disetor Rp17,5 miliar sehingga sudah bisa menggunakan aplikasi ATM.
"Alhamdulillah hari ini ATM Bank Pasar sudah mendapat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Bank Pasar menjadi BPR pertama yang menggunakan ATM cardless, artinya ATM yang bukan berbasis kartu melainkan melalui smartphone," ungkapnya.
Terobosan itu, lanjut dia, merupakan salah satu menuju digitalisasi perbankan. Dengan fasilitas tambahan ini khususnya pedagang di Pasar Flamboyan bisa lebih mudah untuk melakukan transaksi atau menarik uang tunai di mesin ATM yang ada.
"Nasabah BPR Bank Pasar sudah mencapai 6.300 lebih, dengan total dana pihak ketiga senilai Rp17 miliar lebih. Kemudian dari nasabah peminjam sekitar 1.300 lebih," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2019