Panglima Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Pangkogabwilhan) I TNI Laksamana Madya TNI Yudo Margono menyatakan hingga Minggu kapal nelayan China masih bertahan di Laut Natuna, Kepulauan Riau.
Menurut Pangkogabwilhan I, kapal-kapal asing tersebut bersikukuh melakukan penangkapan ikan secara legal yang berjarak sekitar 130 mil dari perairan Ranai, Natuna.
"Mereka didampingi dua kapal penjaga pantai dan satu kapal pengawas perikanan China," kata Yudo Margono dalam konferensi pers di Pangkalan Udara TNI AL di Tanjungpinang, Kepri, Ahad.
Baca juga: Pangkogabwilhan I tegaskan tidak akan perang di Natuna
Yudo menegaskan bahwa TNI sudah melakukan gelar operasi dengan menurunkan dua unsur KRI guna mengusir kapal asing tersebut keluar dari Laut Natuna.
"Kami juga gencar berkomunikasi secara aktif dengan kapal penjaga pantai China agar dengan sendirinya segera meninggalkan perairan tersebut," katanya menegaskan.
Operasi ini, kata dia, tidak memiliki batas waktu sampai kapal China betul-betul angkat kaki dari wilayah maritim Indonesia.
"Fokus kami sekarang ialah menambah kekuatan TNI di sana. Besok akan kami gerakkan empat unsur KRI lagi untuk mengusir kapal-kapal itu," katanya.
Sampai saat ini, kata dia, tindakan yang dilakukan TNI masih bersifat persuasif dengan memperingati kapal China bahwa mereka sudah menerobos sekaligus menangkap ikan secara ilegal di Laut Natuna.
"TNI mengedepankan upaya damai dalam menangani persoalan ini," katanya menambahkan.
Baca juga: Nelayan Natuna kini tak khawatir lagi melaut
Pangkogabwilhan I turut menyampaikan berdasarkan pantauan TNI pada saat ini yang terdeteksi memasuki Laut Natuna hanya kapal nelayan China.
Kapal nelayan dari negara lain, seperti Vietnam, tidak berani lagi masuk ke zona tersebut.
"Kapala nelayan Vietnam sudah banyak kami tangkap, jadi mereka tidak berani lagi," kata Yudo.
Baca juga: TNI imbau nelayan Natuna tidak takut melaut
Baca juga: Indonesia tambah kekuatan di perairan Natuna
Baca juga: Takut ditabrak kapal Vietnam, pendapatan nelayan Natuna anjlok
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020