Kepala Desa Pangkalan Hendriyadi saat dihubungi melalui sambungan telepon dari Natuna Sabtu mengatakan, peristiwa tersebut diperkirakan terjadi pada Jumat malam.
Meski demikian tidak ada korban jiwa dan rumah yang terdampak pada peristiwa tersebut, dan warga yang berada di wilayah berpotensi longsor untuk sementara diungsikan di Hunian Tetap (Huntap).
"Tadi malam kejadiannya, warga mendengarkan suara gemuruh, namun tidak bisa dipastikan di mana lokasi karena gelap, jadi kita ungsikan dulu warga ke Huntap di Daerah Pantai Sisi," katanya.
Setelah melakukan pengecekan di beberapa titik berpotensi longsor bersama pemangku kepentingan dan masyarakat setempat pada paginya, katanya, ternyata longsor tersebut terjadi tepat dilokasi longsor lama atau lokasi longsor pada Maret 2023 yang pernah memakan korban jiwa 54 orang.
"Yang longsor bagian atas Gunung Jemenang, tidak sampai ke bawah," katanya.
Ia menyebut saat ini warga masih diungsikan di Huntap, dan pihaknya masih menunggu arahan dari Pemerintah Kabupaten.
"Kita sudah komunikasikan ke BPBD, Dinsos, dan yang lainnya. Untuk warga yang diungsikan lebih tiga puluh orang," katanya.
Menurut dia tanda-tanda akan terjadinya longsor seperti tahun lalu belum ada, namun ia berharap pemerintah kabupaten segera mengambil tindakan agar warga tidak panik.
"Air sungai tidak keruh, kita harap tidak terjadi apa-apa," katanya.
Pada pemberitaan (11/1) BPBD Kabupaten Natuna Kepulauan Riau telah mengimbau warga Pulau Serasan agar selalu waspada menyusul telah terjadinya longsor kecil dan tanah retak di daerah itu.
Kepala Pelaksana BPBD Natuan Raja Darmikan saat dihubungi melalui sambungan telepon dari Natuna, Kamis mengatakan peristiwa tersebut terjadi pada Rabu (10/1) di Desa Arum Ayam.