Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Natuna Raja Darmika, dikonfirmasi dari Natuna, Kamis, mengatakan tingginya intensitas hujan akan memicu terjadinya longsor, sebab air yang meresap menambah bobot tanah.
"Kita harap masyarakat bisa mencari tahu dan mengenali tanda-tanda akan terjadinya longsor," ucap dia.
Ia menerangkan longsor berpotensi terjadi apabila terlihat munculnya retakan pada rumah dan tanah secara tiba-tiba, mengeruhnya air sumur, keluarnya air pada lereng, hilangnya air pada lokasi genangan, runtuhnya bagian tanah dalam jumlah besar, halaman rumah yang tiba-tiba amblas, dan pohon serta tiang listrik yang miring.
"Jika sudah melihat tanda-tanda ini warga harus waspada," ujar.
Bencana tidak bisa dihindari, namun, dampaknya bisa diminimalisasi. Adapun cara meminimalisasi dampak longsor antara lain, mengurangi tingkat keterjalan lereng, menghindari pembangunan di daerah rawan, menanam pohon dengan akar yang dalam, dan melakukan pemadatan tanah di sekitar rumah.
"Mitigasi perlu dilakukan guna meminimalisasi dampak yang disebabkan," ucap dia.
Ia menyebut pihaknya telah berupaya mengedukasi warga terkait kebencanaan melalui sosialisasi dan imbauan melalui media masa.
Ia berharap warga yang telah mendapatkan ilmu terkait kebencanaan bisa berbagi dengan warga lainnya dan tim desa tangguh di setiap desa dan khususnya di Pulau Serasan yang pernah mengalami bencana longsor, diharapkan untuk bersiap dan melakukan pemantauan terkait titik-titik yang berpotensi mengalami longsor.
"Dengan melihat kondisi cuaca saat ini sudah boleh dipersiapkan tim desa tangguh bencana untuk melakukan pengecekan di lapangan dalam rangka kesiapsiagaan," ucap dia.