Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengimbau masyarakat terutama peternak untuk segera melapor ke Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) terdekat jika di sekitarnya ditemukan hewan ternak yang mati mendadak sebagai antisipasi penyebaran penyakit antraks.

"Kami mengimbau masyarakat, terutama peternak untuk melaporkan kejadian kematian mendadak terhadap ternak sapi dan ruminansia lain ke poskeswan terdekat atau ke DP3 Sleman," kata Kepala DP3 Kabupaten Sleman Heru Saptono di Sleman, Rabu.

Menurut dia, sebagai upaya untuk mengantisipasi penularan antraks pihaknya gencar melakukan sosialisasi dan pelarangan untuk pemasukan ternak sapi dan ternak ruminansia lain dari daerah wabah antraks.

"Selain itu kami juga melakukan pengamatan dan meningkatkan kewaspadaan terhadap ternak-ternak yang ada di wilayah Kabupaten Sleman," katanya.

Ia mengatakan, DP3 Sleman juga melakukan edukasi kepada masyarakat apabila membeli hewan ternak dari luar daerah harus mendapatkan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) dari asal hewan tersebut.

"Kalau tidak ada SKKH harus segera diperiksakan di poskeswan setempat," katanya.

Heru mengatakan, penularan antraks yakni melalui kontak langsung ternak yang menderita, melalui pakan ternak tercemar, alat angkutan ternak, materi atau orang yg tercemar bakteri antraks.

"Kami juga berkoordinasi dengan Dinas Peternakan Provinsi DIY," katanya.

Ia mengatakan, kasus antraks di Kabupaten Gunung Kidul sudah ditangani oleh Dinas Pertanian Gunung Kidul dan Distan Provinsi DIY.

"Saat ini sudah dilakukan isolasi agar tidak menyebar," katanya.

 Baca juga: 21 penyu itu mati dalam kondisi mendadak
 

Demi Keamanan, Warga Gunungkidul Pindahkan Ternak

 

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020