Kue keranjang sepertinya tak asing lagi bagi masyarakat Tionghoa. Kue ini selalu ada pada perayaan Imlek khususnya di setiap rumah warga Tionghoa.

Namun siapa yang menyangka, jika untuk membuat kue keranjang ini tidak mudah, pasalnya membutuhkan waktu yang cukup lama yakni 14 jam.

"Bahannya hanya menggunakan tepung ketan dan air gula," kata salah satu pembuat kue keranjang di Singkawang, Jhoni di Kecamatan Singkawang Tengah, Rabu.



Menjelang perayaan Imlek tahun ini, dirinya mendapatkan orderan sebanyak 200an kilogram kue keranjang.

"Para pemesan bukan hanya dari Singkawang tapi juga ada yang dari Jakarta," ujarnya.

Dia mengungkapkan, pembuatan kue keranjang baru dilakukannya apabila ada pesanan.

Hal itu dikarenakan, selain membuat kue keranjang, dirinya juga menyambi sebagai pekerja bangunan.




"Kalau dulu, pernah sampai buat 2 ton pesanan orang. Tahun ini banyak yang kita tolak, karena kurangnya waktu dan karyawan untuk membuat kue keranjang," ungkapnya.

Menurutnya, usaha ini sudah puluhan tahun dilakoninya. Yang mana usaha ini sebelumnya sudah dimulai dari orang tuanya kemudian dilanjutkan dirinya hingga sekarang.

Kue keranjang yang dibuatkan pun cukup bervariasi, ada yang menggunakan alas daun pisang dan kantong plastik. "Kalau yang pakai daun lebih wangi, sedangkan yang pakai kantong plastik kurang wangi. Tetapi tergantung pesanan konsumen," jelasnya.

Kemudian, untuk beratnya ada yang 1 Kg dan 1/2 Kg. Untuk yang 1 Kg dihargakan Rp25 ribu/kue, sedangkan yang 1/2 Kg dihargakan Rp12.500/kue.

"Selain untuk makan, kue keranjang yang 1 Kg atau 1/2 Kg ini biasanya juga digunakan orang Tionghoa untuk sembahyang," katanya.


 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020