Parmi, 30, ibu dua anak yang bekerja di ladang sawit Tradewinds Plantations Berhard di Simunjan, Sarawak, tampak tersenyum lebar saat menceritakan pengalamannya dipasang alat kontrasepsi jenis IUD atau spiral oleh tim medis dari Kalimantan Barat, Minggu pagi.

"Kami cerita-cerita, tahu-tahu sudah terpasang, tidak terasa sama sekali," kata Parmi didampingi Kasubdit Kualitas Pelayanan KB Jalur Swasta BKKBN Pusat, dr Nia Reviani MAPS di Simunjan, Sarawak.

BKKBN RI menggelar bhakti sosial pelayanan KB perbatasan Indonesia - Malaysia, kerja sama perwakilan BKKBN Provinsi Kalbar, KJRI di Kuching dan Ikatan Penulis Keluarga Berencana (IPKB) Provinsi Kalbar.

Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo ikut hadir dalam kegiatan yang baru pertama kali dilakukan di Sarawak itu. Parmi yang asal Bojonegoro itu sehari-hari bekerja sebagai penabur pupuk di tanaman sawit.

 Sejak enam tahun terakhir ia menggunakan alat kontrasepsi berupa pil, setelah anak kedua lahir. Namun ia menyadari berat badannya naik drastis.

 "Padahal dulu tidak segini, sejak minum pil, badan semakin besar. Kerja saya lumayan berat, tapi tetap saja tidak turun-turun," ujar dia.

 Ia pun mendapat konseling dari dr Nia Reviani sebelum akhirnya memutuskan untuk menggunakan IUD. "Syukur ada kegiatan pelayanan ini, kalau pasang disini (Malaysia), mahal juga," kata Parmi.

Ia memperkirakan harganya sekitar seribu ringgit Malaysia, atau lebih dari Rp3 juta. Terkadang ia harus menunggu pekerja migran asal Indonesia yang pulang dan membawa pil KB kembali ke ladang.

Nia Reviani menambahkan, alat kontrasepsi seperti suntik dan pil dapat mempengaruhi penggunanya dari sisi hormonal. "Pilihan yang paling tepat memang metode kontrasepsi jangka panjang," kata dia.

Kepala BKKBN RI Hasto Wardoyo mengatakan program pelayanan di perbatasan Indonesia - Malaysia akan terus dilakukan dengan melibatkan para pihak terkait. "Jadi akan terus berkelanjutan, sebagai bentuk kehadiran negara bagi warga negara dimanapun berada," ujar Hasto Wardoyo.

Pewarta: Teguh Imam Wibowo

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020