Direktur Puskepi, Sofyano Zakaria menyayangkan, pihak maskapai yang selalu mengkambing hitamkan harga avtur sebagai penyebab mahalnya harga tiket penerbangan dalam negeri. 

"Kenapa harga avtur Pertamina terkesan selalu dijadikan kambing hitam penyebab mahalnya harga tiket penerbangan dalam negeri, bahkan selalu dibandingkan dengan harga avtur di Singapura," kata Sofyano Zakaria dalam keterangan tertulisnya kepada Antara di Pontianak, Jumat.

Padahal, lanjut dia, dari data yang ada harga avtur Pertamina lebih rendah dari harga jual Singapura dan harga di beberapa negara Asean lainnya. 

"Penyuaraan harga avtur Pertamina yang dibilang lebih mahal itu sepertinya ada maksud terselubung yang bisa saja untuk tujuan 'mengkerdilkan' bisnis avtur BUMN Pertamina," katanya.

Ia mengambil, contoh harga avtur Singapura pada Januari 2020 yang mencapai Rp10.692,39 per liter sedangkan di Cengkareng hanya Rp9.088,72. 

"Bahkan harga avtur di Singapura pada Februari 2020 sebesar Rp10.452,65 sedangkan di Cengkareng hanya Rp8.680,61, lah kok harga avtur Pertamina selalu dibilang mahal dari Singapura. ini aneh," ungkapnya. 

Terkait bedanya harga jual avtur Pertamina di Cengkareng Jakarta dengan beberapa daerah, sesungguhnya hal yang wajar karena ini terkait dengan besarnya volume penjualan dan ongkos angkut. "Dan seharusnya ini dipahami oleh pihak airlines," ucapnya.

Sayangnya, kata dia, hal ini terkesan selalu dijadikan bahan untuk disuarakan yang bisa bertujuan membuat publik memaklumi kalau tiket penerbangan pantas mahal. 

"Yang pasti, bisnis avtur Pertamina tentu akan terus diincar oleh pihak swasta lain, dan ini wajar-wajar saja. Asal jangan sampai nanti yang diincar hanya pada bandara-bandara besar dan 'basah' saja," katanya.
 

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020