Bupati Kubu Raya, Kalimantan Barat, Muda Mahendrawan mengatakan, pemerintah Kubu Raya akan terus mengakomodir para penjahit lokal yang ada di kabupaten itu untuk terus memproduksi masker kain sebagai upaya pencegahan penularan COVID-19 sekaligus memberdayakan ekonomi masyarakat lokal di kabupaten itu.
"Hari ini, saya kembali menerima empat ribu helai masker kain buatan kelompok penjahit mandiri Al Khairah. Masker-masker ini selanjutnya akan didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Bupati Muda mengatakan, saat ini Pemerintah Kabupaten Kubu Raya tidak hanya menampung masker produksi koperasi konveksi lokal," kata Muda Mahendrawan di Sungai Raya, Selasa.
Dia menjelaskan, masker-masker buatan para penjahit mandiri pun juga diserap. Pemerintah daerah membeli masker tersebut dengan harga yang wajar dan tidak komersil.
"Jadi sekarang penjahit-penjahit mandiri juga kita akomodasi. Dan kita sarankan desa-desa jika di tempatnya ada penjahit bisa segera membikin masker. Ada yang bisa jahit maka bikinlah," tuturnya.
Muda menyebut penyebaran wabah COVID-19 atau virus corona telah menciptakan kepanikan di masyarakat. Hal itu diperparah dengan terjadinya kelangkaan masker. Sehingga tak saja panik, warga dikhawatirkan juga terpapar depresi. Sebab masker menjadi salah satu cara paling ampuh menghindari penyebaran virus tersebut.
"Jadi jangan bikin kepanikan warga, hanya karena soal masker saja sudah bikin stress dan depresi. Padahal (masker) bisa dibuat sendiri," katanya.
Muda menilai dilibatkannya koperasi konveksi dan para penjahit lokal untuk memproduksi masker menjadi salah satu gerakan menghindari depresi. Yakni mencegah depresi melalui pembagian masker kain cuma-cuma dari hasil karya warga Kubu Raya sendiri.
"Ini adalah dengan masker yang kita sediakan melalui tangan-tangan terampil kita sendiri. Baik oleh ibu-ibu, remaja putri, bahkan anak-anak yang membantu menyeterika masker," jelasnya.
Selain gerakan anti depresi, aktivitas produksi masker juga membantu menggerakkan ekonomi warga. Semua elemen bergerak mulai ibu-ibu, para pemudi, hingga anak-anak yang ikut membantu. Kegiatan tersebut sekaligus menjadi pengenalan dunia wirausaha bagi anak-anak muda.
"Jadi biar anak-anak belajar membantu baik menyetrika maupun merapikan. Nanti mendapat upah dari orangtuanya. Melatih wirausaha dan salah satu cara menghidupkan ekonomi. Jadi ada beberapa efek dalam sekali dayung," sebutnya.
Pada kesempatan itu Muda juga mengingatkan untuk tidak mempertentangan masker kain dengan masker medis. Terutama dari aspek higienitas. Menurutnya, selain merupakan imbauan langsung dari melalui Kementerian Kesehatan, penggunaan masker kain juga terbukti menjadi solusi pencegahan penyebaran Covid-19.
"Kepada semua pihak jangan terlalu memperdebatkan soal masker higienis atau tidak. Jangan sampai terlalu berlebihan. Kita memang tidak mungkin bisa sempurna dalam kondisi seperti ini. Ini kondisi abnormal. Justru harus mencari solusi yang cerdas dan inovatif," tegasnya.
Ditempat yang sama, Ketua Kelompok Penjahit Al Khairah, Dewi Ade Anjani, bersyukur masker buatan kelompoknya dibeli pemerintah daerah. Menurut dia, hal itu sangat membantu perekonomian para penjahit. Sehingga untuk kebutuhan pangan sehari-hari dapat tertutupi.
"Setelah dapat pembinaan kursus menjahit dari pihak Desa Arang Limbung pada Desember lalu, Alhamdulillah sekarang kita bisa menjahit masker rumahan mandiri. Dapatlah hasilnya membantu membeli beras," ujarnya.
Dewi mengungkapkan, masker yang diserahkan kelompoknya kepada Pemerintah Kabupaten Kubu Raya sebanyak empat ribu helai. Jumlah tersebut diproduksi selama dua pekan oleh 20 penjahit di lima desa. Yakni Desa Kuala Dua, Tebang Kacang, Arang Limbung, Limbung, dan Teluk Kapuas.
"Alhamdulillah dapat orderan dari pemerintah daerah sehingga kami bisa nambah penghasilan. Sekitar dua mingguan menghasilkan empat ribu masker," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
"Hari ini, saya kembali menerima empat ribu helai masker kain buatan kelompok penjahit mandiri Al Khairah. Masker-masker ini selanjutnya akan didistribusikan kepada masyarakat yang membutuhkan. Bupati Muda mengatakan, saat ini Pemerintah Kabupaten Kubu Raya tidak hanya menampung masker produksi koperasi konveksi lokal," kata Muda Mahendrawan di Sungai Raya, Selasa.
Dia menjelaskan, masker-masker buatan para penjahit mandiri pun juga diserap. Pemerintah daerah membeli masker tersebut dengan harga yang wajar dan tidak komersil.
"Jadi sekarang penjahit-penjahit mandiri juga kita akomodasi. Dan kita sarankan desa-desa jika di tempatnya ada penjahit bisa segera membikin masker. Ada yang bisa jahit maka bikinlah," tuturnya.
Muda menyebut penyebaran wabah COVID-19 atau virus corona telah menciptakan kepanikan di masyarakat. Hal itu diperparah dengan terjadinya kelangkaan masker. Sehingga tak saja panik, warga dikhawatirkan juga terpapar depresi. Sebab masker menjadi salah satu cara paling ampuh menghindari penyebaran virus tersebut.
"Jadi jangan bikin kepanikan warga, hanya karena soal masker saja sudah bikin stress dan depresi. Padahal (masker) bisa dibuat sendiri," katanya.
Muda menilai dilibatkannya koperasi konveksi dan para penjahit lokal untuk memproduksi masker menjadi salah satu gerakan menghindari depresi. Yakni mencegah depresi melalui pembagian masker kain cuma-cuma dari hasil karya warga Kubu Raya sendiri.
"Ini adalah dengan masker yang kita sediakan melalui tangan-tangan terampil kita sendiri. Baik oleh ibu-ibu, remaja putri, bahkan anak-anak yang membantu menyeterika masker," jelasnya.
Selain gerakan anti depresi, aktivitas produksi masker juga membantu menggerakkan ekonomi warga. Semua elemen bergerak mulai ibu-ibu, para pemudi, hingga anak-anak yang ikut membantu. Kegiatan tersebut sekaligus menjadi pengenalan dunia wirausaha bagi anak-anak muda.
"Jadi biar anak-anak belajar membantu baik menyetrika maupun merapikan. Nanti mendapat upah dari orangtuanya. Melatih wirausaha dan salah satu cara menghidupkan ekonomi. Jadi ada beberapa efek dalam sekali dayung," sebutnya.
Pada kesempatan itu Muda juga mengingatkan untuk tidak mempertentangan masker kain dengan masker medis. Terutama dari aspek higienitas. Menurutnya, selain merupakan imbauan langsung dari melalui Kementerian Kesehatan, penggunaan masker kain juga terbukti menjadi solusi pencegahan penyebaran Covid-19.
"Kepada semua pihak jangan terlalu memperdebatkan soal masker higienis atau tidak. Jangan sampai terlalu berlebihan. Kita memang tidak mungkin bisa sempurna dalam kondisi seperti ini. Ini kondisi abnormal. Justru harus mencari solusi yang cerdas dan inovatif," tegasnya.
Ditempat yang sama, Ketua Kelompok Penjahit Al Khairah, Dewi Ade Anjani, bersyukur masker buatan kelompoknya dibeli pemerintah daerah. Menurut dia, hal itu sangat membantu perekonomian para penjahit. Sehingga untuk kebutuhan pangan sehari-hari dapat tertutupi.
"Setelah dapat pembinaan kursus menjahit dari pihak Desa Arang Limbung pada Desember lalu, Alhamdulillah sekarang kita bisa menjahit masker rumahan mandiri. Dapatlah hasilnya membantu membeli beras," ujarnya.
Dewi mengungkapkan, masker yang diserahkan kelompoknya kepada Pemerintah Kabupaten Kubu Raya sebanyak empat ribu helai. Jumlah tersebut diproduksi selama dua pekan oleh 20 penjahit di lima desa. Yakni Desa Kuala Dua, Tebang Kacang, Arang Limbung, Limbung, dan Teluk Kapuas.
"Alhamdulillah dapat orderan dari pemerintah daerah sehingga kami bisa nambah penghasilan. Sekitar dua mingguan menghasilkan empat ribu masker," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020