Ketua Ikatan Guru Indonesia (IGI) Kalbar, Dodi Iswanto mengatakan dengan peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) 2020, guru diharapkan bisa menjadi inspirator dan tetap membimbing siswa dalam kegiatan belajar mengajar secara daring atau jarak jauh.

"Belajar dari rumah mewujudkan keamanan bagi siswa dan guru. Pelaksanaan pembelajaran dari rumah dilakukan dengan melatih kecakapan hidup siswa dan tidak terpaku dengan kurikulum, karena ini masa darurat COVID-19. Nah, guru dituntut bisa menjadi inspirator dan cakap dalam membimbing siswanya," ujar Dodi di Pontianak, Sabtu.

Ia menyebutkan bahwa pelaksanaan pembelajaran dari rumah tidak boleh memberatkan orang tua dan siswa dengan memberikan banyak tugas.

Namun guru harus lebih melatih kepada kecakapan hidup siswa dengan membuat proyek bersama antara guru dan orang tua, serta siswa, dengan pembelajaran yang aktif dan menyenangkan.

Dodi melanjutkan materi belajar yang digunakan dapat dari berbagai sumber, termasuk sumber dari lingkungan sekitar.

"Guru memberikan inspirasi dan ide serta melakukan evaluasi pembelajaran dengan memperhatikan keadaan sosial-ekonomi dan geografis. Evaluasi dilakukan bukan dalam rangka pemilahan tapi lebih ke arah pembimbing dan pendampingan," jelasnya.

Kembali, menurutnya belajar dari rumah sangat tergantung dari kemampuan guru, siswa dan lingkungannya. Sehingga memberikan kemerdekaan kepada guru dan siswa, serta orang tua, dalam pelaksanaan pendidikan di masa COVID-19 ini adalah hal yang paling masuk akal.

"Melalui wabah COVID-19 ini kita diingatkan dan melalui peringatan HPN 2020 ini kita belajar untuk menjadi lebih dewasa menyikapi bersama bahwa pendidikan kita belum siap untuk fleksibilitas yang tinggi dalam penyelenggaraannya," kata dia.

Menurutnya, fleksibilitas pendidikan masih rendah dan hal itu dibuktikan dengan banyaknya masalah yang ditemukan di lapangan dalam pelaksanaan pembelajaran dari rumah ini, sesuai dengan amanat surat edaran Mendikbud tersebut.

Mulai dari kesenjangan sarana prasarana berupa listrik, jaringan internet dan alat yang digunakan hingga kesenjangan kompetensi gurunya.

"Ada yang siap dan ada yang sama sekali tidak tahu cara melaksanakan pembelajaran dari rumah ini," kata dia.

Ia juga menyatakan bahwa pemerintah harus membuka aksesnya dan membuka kesempatannya untuk adil mendapatkan pendidikan tersebut.

"Mari bersama merenung bahwa Indonesia masih banyak PR bukan hanya masalah mutu tetapi juga akses dan kesempatan. Tidak boleh lagi di negara ini yang tidak terakses oleh listrik, jaringan internet dan lainnya. Dengan adanya COVID-19 ini, menunjukkan bahwa kita belum siap melaksanakan pembelajaran jarak jauh sebagaimana tuntutan zaman," kata dia.

Pewarta: Dedi

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020