Kepala Dinas Sosial Provinsi Bengkulu Iskandar ZO menyebut penyaluran bantuan sosial  tunai bagi masyarakat terdampak COVID-19 di daerah itu terhambat lantaran erornya aplikasi pendataan penerima bantuan pada Kementerian Sosial.

"Karena data itu diminta secara serentak seluruh Indonesia membuat aplikasinya hank. Ada 500 lebih kabupaten dan kota yang mengirimkan data ke satu sistem jadi banyak yang antre," ucap Iskandar di Bengkulu, Kamis.

Saat ini seluruh bupati dan wali kota di Bengkulu sudah mengirimkan data calon penerima Bansos tunai ke aplikasi SIKS-NG milik Kementerian Sosial.

Untuk Provinsi Bengkulu dari  Kementerian Sosial memberikan jatah penerima Bansos tunai yang terdampak COVID-19 untuk 60 KK.

Nantinya penerima manfaat program ini akan mendapat bantuan uang tunai sebesar Rp600 ribu per bulan selama tiga bulan berturut-turut dan total anggaran Bansos tunai untuk Provinsi Bengkulu mencapai Rp108 miliar.

"Data itu sekarang lagi berproses di Pusdatin Kemensos melalui aplikasi SIKS-NG. Kami juga lakukan monitoring terhadap data yang dikirimkan," jelas Iskandar.

Nantinya, sambung Iskandar, Bansos tunai itu akan langsung ditransfer ke rekening masing-masing penerima manfaat.

Namun, jika keluarga penerima manfaat itu tidak memiliki rekening bank dan alamat penerima jauh dari kawasan perkotaan maka Bansos tunai itu akan dikirimkan melalui POS.

"Calon penerima ini diluar penerima Program Keluarga Harapan (PKH) dan Bantuan Langsung Tunai (BLT).

Artinya, penerima ini benar-benar warga miskin yang terdampak COVID-19," demikian Iskandar.

Baca juga: Anggota FRKP salurkan bantuan sembako di Kayong Utara
Baca juga: Telkomsel Area Pamasuka donasikan 1.200 APD untuk tenaga medis
Baca juga: Sekdes Engkasan melaporkan pengeroyokan dirinya terkait bantuan COVID-19
 

Pewarta: Carminanda

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020