Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Barat Harisson mengatakan, sebanyak 954 orang dinyatakan reaktif dari hasil rapid test terhadap 18.120 orang.

"Kita sudah melakukan rapid test atau tes cepat ke masyarakat terkait wabah COVID-19. Hingga Minggu, tanggal 10 Mei 2020, sebanyak 18.120 orang sudah mengikuti tes cepat tersebut," kata Harisson di Pontianak, Senin.

Dia menjelaskan, untuk 954 orang se-Kalbar yang hasilnya reaktif, akan dilanjutkan ke proses tes swab. "Untuk itu, masyarakat harus tetap waspada, karena dari jumlah yang reaktif itu bisa saja sekitar 800 orang terkonfirmasi COVID-19 jika dilakukan tes selanjutnya," tuturnya.

Ia menambahkan dinas, kabupaten/kota juga sudah meminta mereka yang mendapatkan hasil reaktif untuk mengisolasi mandiri. Jika tidak isolasi bisa dilakukan pada tempat-tempat yang memang sudah disiapkan pemerintah.

"Kadang masih ada yang bandel, masih tetap keluar dan membahayakan masyarakat, sementara mereka semua OTG dan ada di sekitar masyarakat," kata Harisson.

Adapun untuk tenaga medis hingga saat ini sudah 24 orang yang terkonfirmasi positif. Tujuh di antaranya ada dokter spesialis. Kemudian empat dokter dan sisanya tenaga paramedis seperti apoteker, perawat gigi, perawat hingga petugas laboratorium.

Harisson menjelaskan ada dua yang menjadi sebab tenaga medis maupun dokter bisa terpapar COVID-19. Pertama pasien tidak jujur dengan dokter. "Misalnya ada riwayat kontak dengan pasien konfirmasi, atau berasal dari yang memang wilayah transmisi lokal," tuturnya.

Sebab kedua adalah dokter maupun petugas kesehatan belum terlalu disiplin dalam memakai alat pelindung diri (APD). “Jadi mesti benar-benar memperhatikan SOP pemakaian APD, resiko tertular justru saat melepas APD dan kemungkinan tertular saat di ruang ganti pemakaian APD,” terang Harisson.

Harisson pun menyarankan agar dokter termasuk yang spesialis tidak melakukan praktik tatap langsung. "Karena sangat beresiko. Kemenkes sudah mengeluarkan payung hukum sehingga bisa dengan cara telemedicine. Jadi menggunakan teknologi informasi, baik chat, atau video call," kata Harisson.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020