Pontianak (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kalimantan Barat (Kalbar) meningkatkan upaya percepatan penanggulangan tuberkulosis (TBC) melalui monitoring dan evaluasi (monev) program kesehatan yang dilaksanakan bersama seluruh dinas kesehatan se-Kalbar.
"Kami telah melakukan monev program yang melibatkan perwakilan Dinas Kesehatan kabupaten/kota, pengelola program TBC, serta sejumlah narasumber dan peserta dari berbagai pihak terkait. Hal ini kita lakukan, karena TBC masih menjadi salah satu penyakit menular yang menjadi perhatian dunia, termasuk Indonesia," kata Kepala Dinas Kesehatan Kalbar Erna Yulianti di Pontianak, Jumat,
Erna mengungkapkan Global TB Report 2024 menyebutkan bahwa Indonesia menempati posisi kedua dengan beban kasus TBC tertinggi setelah India, dimana negara kita menyumbang dua per tiga kasus TBC di seluruh dunia.
Di Kalimantan Barat, ia menambahkan, jumlah estimasi insiden kasus TBC mencapai 18.583 pada tahun 2024. Berdasarkan analisis Sistem Informasi TBC (SITB) hingga 31 Oktober 2024, sebanyak 62 persen kasus telah ditemukan.
" Namun, angka pengobatan masih jauh dari optimal, dengan 83 persen kasus TBC sensitif obat (SO) dan 65 persen kasus TBC resisten obat (RO) yang diobati. Masih ada kesenjangan signifikan antara penderita TBC yang ditemukan dengan mereka yang mendapat pengobatan, sehingga ini menunjukkan perlunya langkah strategis untuk memperbaiki capaian tersebut," tuturnya.
Selain evaluasi capaian teknis, Erna menyebutkan bahwa percepatan penanggulangan TBC telah menjadi prioritas nasional. Salah satu langkah yang ditempuh adalah pembentukan regulasi daerah, termasuk Peraturan Bupati/Wali Kota, rencana aksi daerah, dan pembentukan Tim Percepatan Penanggulangan TBC.
"Sejauh ini, empat kabupaten/kota di Kalimantan Barat telah menerbitkan Peraturan Bupati atau Wali Kota tentang Penanggulangan TBC, sementara enam kabupaten/kota lainnya sudah memiliki SK Tim Percepatan Penanggulangan TBC. Proses pembentukan regulasi ini terus kami dorong di daerah lain," katanya.
Erna berharap monev ini dapat memberikan solusi strategis dalam optimalisasi program. Ia menargetkan kegiatan ini mampu memantau capaian program, mengidentifikasi tantangan, serta merumuskan langkah-langkah percepatan untuk memenuhi target 2024.
Selain itu, ia juga menekankan pentingnya mengadopsi praktik terbaik dari Kota Malang dan Provinsi Jawa Timur sebagai percontohan dalam penanganan TBC.
"Diskusi dan koordinasi yang mendalam antara pengelola program TBC dengan pihak terkait diharapkan dapat mempercepat penanganan TBC yang lebih komprehensif di Kalimantan Barat. Kami juga mendorong agar regulasi terkait segera diterbitkan untuk memperkuat landasan hukum dalam penanggulangan TBC," kata dia.
Kadiskes Provinsi Kalbar juga menekankan perlunya penguatan dalam investigasi kontak, pemberian terapi pencegahan (TPT), dan pengobatan agar target program dapat tercapai.
Ia optimistis dengan kolaborasi lintas sektor dan komitmen bersama, upaya penanggulangan TBC di Kalimantan Barat akan semakin efektif, sehingga bisa menekan angka insiden penyakit tersebut secara signifikan.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Dinkes Kalbar percepat penanggulangan TBC dengan monev program