Pemerintah Kota Singkawang menjadwalkan tes cepat untuk masyarakat di pusat keramaian terutama di warung kopi (warkop), cafe dan seputaran Pasar Hongkong.

"Malam minggu kemarin sebenarnya sudah kita jadwalkan, tetapi karena cuaca tidak mendukung (hujan lebat) akhirnya batal. Tetapi akan kita jadwalkan ulang dimana kita lihat malam kapan yang sedang ramai-ramainya," kata Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie, Jumat.

Rapid Test tersebut untuk melihat apakah pengelola warkop dan cafe tetap menjalankan protokol kesehatan meski saat ini Singkawang sedang menuju kenormalan baru

"Rapid test yang dilakukan sifatnya dadakan, apabila ada masyarakat yang reaktif maka akan kita lakukan karantina terpusat selama 14 hari ke tempat yang sudah disiapkan," tuturnya.

Wakil Ketua DPRD Singkawang, Sumberanto Tjitra mengatakan memasuki kebijakan pemerintah dengan tatanan normal baru, pemerintah harus lebih rajin dalam memberikan sosialisasi sesuai ketentuan-ketentuan yang telah dikeluarkan.

"Pengertian New Normal memiliki makna kewajaran yang baru, harus mampu dimengerti oleh masyarakat. New Normal itu bukan kembali semula, karena dalam realita sekarang ini masyarakat sepertinya menganggap COVID-19 sudah berlalu," katanya.

Sehingga yang kumpul di cafe-cafe maupun ditempat umum, tidak lagi mengindahkan protokol kesehatan. Disamping itu, untuk pemilik cafe, rumah makan, dan lain-lain yang sifatnya ramai, harus tetap taat dengan ketentuan kenormalan baru.

"Pemerintah tidak boleh loyo ataupun semakin lemah dalam menegakkan aturan. Jangan pernah menerapkan standar ganda di lapangan, apalagi merasa ada kesan tidak enak karena pemiliknya adalah teman ataupun keluarga," katanya.

Lakukan sosialisasi dengan tetap menjunjung tinggi nilai beretika, kesopanan, keramahan agar petugas mendapat simpati masyarakat.

Dalam era kenormalan baru, katanya, setiap tempat makan/minum, tempat ramai, agar tetap memperhatikan kesehatan dan kebersihan, dengan menyediakan tempat cuci tangan dan hand sanitizer.

Demikian pula masyarakat diminta tetap memakai masker, tidak berjabat tangan (walaupun terkadang masih ada yang mau minta jabat tangan) dan sediakan hand sanitizer.

"Kami bukannya menak-nakuti masyarakat, tetapi dalam keadaan pandemi ini, kami mau masyarakat tetap berjaga-jaga, karena kesehatan adalah pilihan. Jangan kita terjebak dengan pemikiran yang menyederhanakan masalah, tetapi kita belajar berhikmat dalam kondisi saat ini," katanya.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020