Kepala Dinas Pangan, Peternakan dan Kesehatan Hewan Kalimantan Barat Muhammad Munsif mengatakan sejak awal 2020 hingga 6 Juli 2020, terdapat 815 laporan kasus gigitan Hewan Pembawa Rabies (HPR).
"Ada pun jumlah hewan yang dilaporkan menggigit 808 ekor, angka itu yang dilaporkan pada aplikasi ISHIKNAS. Ada tiga kabupaten yang kasus gigitannya tertinggi di Kalbar, yaitu Sanggau 329 kasus, Landak 262 kasus dan Ketapang 87 kasus," kata Munsif di Pontianak, Rabu.
Sementaran kabupaten yang belum mencatat adanya kasus gigitan ada empat. Kubu Raya, Kayong Utara, Melawi dan Sintang.
Dirinya menjelaskan, pada periode Juni ini ada dua kabupaten yang gencar melakukan vaksinasi rabies massal, yaitu Kayong Utara dan Sanggau. "Untuk Sanggau misalnya, mereka menyebut gerakan itu SABER 24 atau Sanggau Bebas Rabies 2024," tuturnya.
Tekait hal tersbeut, pihaknya mengapresiasi upaya pemerintah kabupaten yang melakukan gerakan vaksinasi secara masih di tengah pandemi COVID-19. Upaya itu untuk menurunkan resiko korban mati atau Lysa pada manusia akibat gigitan HPR.
"Jika dilihat pada tahun sebelumnya, 2019, tercatat 14 orang meninggal dunia dalam kasus rabies, dimana sebanyak delapan orang yang meninggal dunia itu adalah warga Sanggau. Selain korban meninggal tertinggi, Sanggau juga mencatat jumlah kasus gigitan tertinggi sepanjang tahun 2019, dimana tercatat sebanyak 1.153 gigitan HPR dari total 3.754 gigitan hewan penular rabies," katanya.
Namun, lanjutnya, pada tahun 2020 ini, dirinya optimis kasus rabies menurun karena melihat jumlah gigitan dan korban jiwa yang meninggal dalam kasus rabies tak sebanyak tahun sebelumnya.
"Hingga semester I tahun 2020 ini total GHPR 805 kasus atau hanya 21 persen dari total GHPR tahun 2019. Demikian pula korban meninggal sudah bisa ditekan menjadi dua orang atau hanya 14 persen dibandingkan 14 orang tahun 2020, dimana data-data itu menunjukkan bahwa program pengendalian penyakit rabies di Kalbar dalam jalur yang benar dan optimis berhasil," kata Munsif.
Baca juga: Sanggau vaksin 6.464 ekor hewan cegah rabies
Baca juga: Dubes AS tinjau keberhasilan Ketapang kendalikan wabah rabies
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
"Ada pun jumlah hewan yang dilaporkan menggigit 808 ekor, angka itu yang dilaporkan pada aplikasi ISHIKNAS. Ada tiga kabupaten yang kasus gigitannya tertinggi di Kalbar, yaitu Sanggau 329 kasus, Landak 262 kasus dan Ketapang 87 kasus," kata Munsif di Pontianak, Rabu.
Sementaran kabupaten yang belum mencatat adanya kasus gigitan ada empat. Kubu Raya, Kayong Utara, Melawi dan Sintang.
Dirinya menjelaskan, pada periode Juni ini ada dua kabupaten yang gencar melakukan vaksinasi rabies massal, yaitu Kayong Utara dan Sanggau. "Untuk Sanggau misalnya, mereka menyebut gerakan itu SABER 24 atau Sanggau Bebas Rabies 2024," tuturnya.
Tekait hal tersbeut, pihaknya mengapresiasi upaya pemerintah kabupaten yang melakukan gerakan vaksinasi secara masih di tengah pandemi COVID-19. Upaya itu untuk menurunkan resiko korban mati atau Lysa pada manusia akibat gigitan HPR.
"Jika dilihat pada tahun sebelumnya, 2019, tercatat 14 orang meninggal dunia dalam kasus rabies, dimana sebanyak delapan orang yang meninggal dunia itu adalah warga Sanggau. Selain korban meninggal tertinggi, Sanggau juga mencatat jumlah kasus gigitan tertinggi sepanjang tahun 2019, dimana tercatat sebanyak 1.153 gigitan HPR dari total 3.754 gigitan hewan penular rabies," katanya.
Namun, lanjutnya, pada tahun 2020 ini, dirinya optimis kasus rabies menurun karena melihat jumlah gigitan dan korban jiwa yang meninggal dalam kasus rabies tak sebanyak tahun sebelumnya.
"Hingga semester I tahun 2020 ini total GHPR 805 kasus atau hanya 21 persen dari total GHPR tahun 2019. Demikian pula korban meninggal sudah bisa ditekan menjadi dua orang atau hanya 14 persen dibandingkan 14 orang tahun 2020, dimana data-data itu menunjukkan bahwa program pengendalian penyakit rabies di Kalbar dalam jalur yang benar dan optimis berhasil," kata Munsif.
Baca juga: Sanggau vaksin 6.464 ekor hewan cegah rabies
Baca juga: Dubes AS tinjau keberhasilan Ketapang kendalikan wabah rabies
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020