Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Kalimantan Barat Syarif Kamaruzaman mengatakan pihaknya memproyeksikan, sampai tahun 2025, Kalbar membutuhkan energi listrik hingga 3.006 MW dari semua sistem pembangkit yang ada.

"Untuk memenuhi kebutuhan energi di Kalbar, kita melakukan proyeksi sebagai suatu pendekatan untuk menelaah kebutuhan masyarakat akan energi di daerah kita yang bersumber dari Leap Prued Kalbar. Dari proyeksi yang kita buat, Kalbar membutuhkan energi listrik setidaknya 3.006 Mega Watt untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri pada tahun 2025 mendatang," kata Kamaruzzaman di Pontianak, Rabu.

Kamaruzzaman mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan listrik di Kalbar, pihaknya terus berkoordinasi dengan PT. PLN dan pihak swasta lainnya yang mampu menyediakan pasokan listrik tersebut.

Untuk itu, katanya, pihaknya terus melakukan eveluasi, agar terjadi pemenuhan kebutuhan masyarakat. Bahkan, katanya, proyeksi yang dibuat dilakukan sampai dengan tahun 2050 mendatang dengan kebutuhan energi listrik sebesar 10.893 Mega Watt dari semua sistem pembangkit yang ada.

"Kebutuhan listrik di Kalbar memang terus meningkat setiap tahunnya, karena dari acuan proyeksi pada tahun 2015 lalu, kebutuhan listrik Kalbar berkisaran di angka 486 MW. Namun, pada tahun 2020, kebutuhan listrik di Kalbar meningkat lebih dari 150 persen menjadi 1.180 MW," katanya.

Kemudian, lanjutnya, dari proyeksi tersebut pada tahun 2030 kebutuhan listrik di Kalbar kembali meningkat 100 persen, dengan kiasaran angka 4.046 Mega Watt.

Di tempat yang sama, Kepala Bidang Ketenaga Listrikan, Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral provinsi Kalimantan Barat, Rudy Hadianto menambahkan, angka kebutuhan energi listrik yang kita buat itu memang hanya sebuah proyeksi yang tentu akan dievaluasi setiap tahunnya. "Namun, dari angka tersebut menjadi acuan bagi kami untuk memenuhi kebutuhan masyarakat atas energi, tidak hanya listrik namun juga sumber energi lainnya seperti minyak bumi, batu bara, gas dan lain sebagainya," kata Rudy.

Dia mengatakan, dengan semakin berkembangnya pemukiman dan industri di Kalbar, tentu kebutuhan akan energi juga akan berkembang untuk mendukung hal tersebut dan pihaknya akan terus melakukan evaluasi sesuai dengan perkembangan dinamika yang terjadi di lapangan.

Rudy mencontohkan, saat ini sedang dilakukan pembangunan Pelabuhan Kijing dan tentu ini akan berpengaruh pada pertumbuhan industri agar bisa beroperasi di Kalbar, agar perekonomian di provinsi ini bisa terus berkembang. Terkait hal tersebut, dinas ESDM Kalbar akan mendorong PT. PLN untuk terus membangun sistem kelistrikan baru.

"Dengan adanya program pembangunan sistem pembangkit listrik yang dilakukan PT.PLN, ke depan kebutuhan listrik di Kalbar dapat terpenuhi, karena saat ini PLN juga sedang membangun beberapa pembangkit listrik baru yang masih terus berproses," katanya.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Teguh Imam Wibowo


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020