Sebanyak 60 anggota Pusat Informasi dan Konseling (PIK) Remaja berasal dari 14 kabupaten/kota di Kalbar mengikuti kegiatan Orientasi Pendidikan Sebaya atau Peer Educator Training Angkatan II Tahun 2020.
"Tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan kemampuan kapasitas pengelola program Generasi Berencana (GenRe) fokus Program Prioritas Nasional (Pro PN), dalam melakukan edukasi substansi materi penyiapan perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja," kata Ketua Penyelenggara Orientasi Pendidikan Sebaya, Elsi, di Pontianak, Selasa.
Dia mengharapkan kegiatan itu akan menghasilkan pendidik sebaya yang memiliki pengetahuan substansi tentang GenRe di Kalbar.
Kegiatan Orientasi Pendidikan Sebaya Angkatan II itu, dibuka Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar Tenny C. Soriton.
"Pembinaan ketahanan remaja melalui pembinaan remaja diperlukan karena kondisi remaja saat ini bukan tanpa tantangan," kata Tenny Soriton.
Dia mengatakan masih ada permasalahan yang mengancam remaja, terutama terkait dengan kesehatan reproduksi dan gizi yang akan berdampak terhadap kualitasnya sebagai aktor pembangunan dan kesiapan dalam membangun keluarga.
"Manfaatkanlah pelatihan ini untuk menyerap ilmu-ilmu, karena tidak semua anak remaja yang bisa mendapatkan pembelajaran, edukasi, dan informasi dari sumber yang berkompeten," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
"Tujuan dari kegiatan ini untuk meningkatkan kemampuan kapasitas pengelola program Generasi Berencana (GenRe) fokus Program Prioritas Nasional (Pro PN), dalam melakukan edukasi substansi materi penyiapan perencanaan kehidupan berkeluarga bagi remaja," kata Ketua Penyelenggara Orientasi Pendidikan Sebaya, Elsi, di Pontianak, Selasa.
Dia mengharapkan kegiatan itu akan menghasilkan pendidik sebaya yang memiliki pengetahuan substansi tentang GenRe di Kalbar.
Kegiatan Orientasi Pendidikan Sebaya Angkatan II itu, dibuka Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar Tenny C. Soriton.
"Pembinaan ketahanan remaja melalui pembinaan remaja diperlukan karena kondisi remaja saat ini bukan tanpa tantangan," kata Tenny Soriton.
Dia mengatakan masih ada permasalahan yang mengancam remaja, terutama terkait dengan kesehatan reproduksi dan gizi yang akan berdampak terhadap kualitasnya sebagai aktor pembangunan dan kesiapan dalam membangun keluarga.
"Manfaatkanlah pelatihan ini untuk menyerap ilmu-ilmu, karena tidak semua anak remaja yang bisa mendapatkan pembelajaran, edukasi, dan informasi dari sumber yang berkompeten," katanya.
Editor : Andilala
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020