Kepala Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Provinsi Kalimantan Barat Windy Prihastari yang baru dilantik pada Rabu (26/8) langsung gerak cepat dalam mempersiapkan adaptasi kebiasaan baru sektor pariwisata saat pandemi COVID-19.
Salah satunya dengan menggelar pertemuan dengan sejumlah stakeholder sektor pariwisata seperti ASITA, PHRI dan HPI di Pontianak, Jumat.
"Ini pertemuan pertama yang membahas tentang Aktivasi Pariwisata Kalimantan Barat di Era New Normal Tahun 2020," kata Windy saat dihubungi.
Ia mengakui, pandemi COVID-19 memberi dampak yang sangat besar di berbagai sektor diantaranya pariwisata di seluruh dunia, termasuk di Kalbar.
"Banyak wisatawan yang akhirnya memilih untuk tidak berlibur atau berkunjung ke daerah tujuan wisata. Ini dampaknya luar biasa, dan menyangkut banyak sektor lain seperti hotel, kuliner transportasi, UMKM yang menghasilkan kerajinan tangan, hingga para pemandu wisata dan industri ikutannya," ujar dia.
Di Kalbar sendiri, lanjut dia, juga dilakukan pengetatan yang dimaksudkan untuk menjaga wilayah ini dari ancaman COVID-19.
"Tapi kita tidak bisa terus terpuruk, berdiam diri. Yang dibutuhkan saat ini adalah penyesuaian agar bidang pariwisata bisa bangkit. Namun tentu harus menyesuaikan dengan protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah," kata dia.
Untuk itu, dia menegaskan, dibutuhkan sinergi dengan para pihak terkait seperti ASITA, PHRI dan HPI dalam menghidupkan kembali pariwisata di Kalbar di era adaptasi kebiasaan baru tahun ini. "Jadi, dari pertemuan tersebut, kita siap dan bersinergi dalam menghadapi reaktivasi pariwisata di era adaptasi baru. ASITA, PHRI dan HPI siap mendukung dan bersinergi untuk menyukseskan," katanya.
Sebelumnya, ia telah melakukan kunjungan ke kantor Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Kalbar sehari setelah dilantik.
Salah satunya dengan menggelar pertemuan dengan sejumlah stakeholder sektor pariwisata seperti ASITA, PHRI dan HPI di Pontianak, Jumat.
"Ini pertemuan pertama yang membahas tentang Aktivasi Pariwisata Kalimantan Barat di Era New Normal Tahun 2020," kata Windy saat dihubungi.
Ia mengakui, pandemi COVID-19 memberi dampak yang sangat besar di berbagai sektor diantaranya pariwisata di seluruh dunia, termasuk di Kalbar.
"Banyak wisatawan yang akhirnya memilih untuk tidak berlibur atau berkunjung ke daerah tujuan wisata. Ini dampaknya luar biasa, dan menyangkut banyak sektor lain seperti hotel, kuliner transportasi, UMKM yang menghasilkan kerajinan tangan, hingga para pemandu wisata dan industri ikutannya," ujar dia.
Di Kalbar sendiri, lanjut dia, juga dilakukan pengetatan yang dimaksudkan untuk menjaga wilayah ini dari ancaman COVID-19.
"Tapi kita tidak bisa terus terpuruk, berdiam diri. Yang dibutuhkan saat ini adalah penyesuaian agar bidang pariwisata bisa bangkit. Namun tentu harus menyesuaikan dengan protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah," kata dia.
Untuk itu, dia menegaskan, dibutuhkan sinergi dengan para pihak terkait seperti ASITA, PHRI dan HPI dalam menghidupkan kembali pariwisata di Kalbar di era adaptasi kebiasaan baru tahun ini. "Jadi, dari pertemuan tersebut, kita siap dan bersinergi dalam menghadapi reaktivasi pariwisata di era adaptasi baru. ASITA, PHRI dan HPI siap mendukung dan bersinergi untuk menyukseskan," katanya.
Sebelumnya, ia telah melakukan kunjungan ke kantor Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Provinsi Kalbar sehari setelah dilantik.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020