Kepala BKKBN Perwakilan Kalbar, Tenny Calvenny Soriton mengungkapkan dalam mewujudkan program Pembangunan Keluarga, Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) sangat membutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Hal itu selain dari pemerintah setempat juga dari berbagai mitra kerja termasuk utamanya dari para generasi muda dan masyarakat.
Hal itu diungkapkan Tenny saat menggelar kegiatan sosialisasi pembangunan keluarga bersama mitra kerja di Kecamatan Selakau Kabupaten Sambas. Dikegiatan itu selain memaparkan berbagai persoalan Kependudukan dan Keluarga Berencana, sekaligus menyerap apa yang menjadi keinginan masyarakat setempat.
"Kegiatan ini dilaksanakan sebagai dukungan dari BKKBN dan mitra kerja dalam mewujudkan program bangga kencana. Dan memang butuh dukungan dari berbagai pihak dalam mewujudkan program bangga kencana. Dengan peran Pemda dan PLKB diharapkan bisa menekan angka stunting termasuk pada Kabupaten Sambas," ungkap Tenny Calvenny Soriton di Sambas.
Dikatakanya penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) juga masih perlu ditingkatkan. Karena dengan hanya menggunakan alat kontrasepsi non MKJP cukup beresiko. Apalagi dengan kondisi geografis Kalbar cukup menjadi tantangan.
Menyinggung masalah stunting, Kabupaten Sambas menjadi fokus BKKBN Kalbar dalam penanganannya. Hal ini dikarenakan temuan kasus stunting itu cukup banyak.
"Kasus stunting terjadi bukan hanya karena faktor ekonomi tapi juga tergantung pemahaman pola asuh. Serta asupan gizi yang diterima anak-anak juga akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang. Ini menjadi tugas utama kita dalam upaya melakukan pencegahan stunting," ungkapnya.
Direktur Ketahanan Remaja BKKBN, Victor Palimbong dalam kesempatan itu menambahkan, RPJMN Presiden menargetkan penurunan stunting hingga 18 persen.
Iapun mengapresiasi Kabupaten Sambas yang bersedia menganggarkan dana buat menyelesaikan stunting dengan menggunakan anggaran DAK.
Pada kesempatan itu, ia banyak menyampaikan tentang persoalan keluarga hingga ke remaja. Dia pun berpesan kepada keluarga dalam mendidik anak harus disesuaikan dengan zaman.
Dalam kesempatan yang sama anggota DPR RI Komisi IX Alifudin mengatakan pada usia remaja cenderung mencari jati diri. Pengaruh globalisasi bukan hanya sekadar menghasilkan peluang tapi juga menjadi tantangan.
"Untuk perlu terus dilakukan kegiatan sosialisasi dan pendidikan pembangunan keluarga kepada para remaja dan masyarakat, seperti kegiatan di Sambas ini. Saya berharap peserta dapat memanfaatkan momentum ini menuju pembangunan keluarga yang semakin baik," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020
Hal itu diungkapkan Tenny saat menggelar kegiatan sosialisasi pembangunan keluarga bersama mitra kerja di Kecamatan Selakau Kabupaten Sambas. Dikegiatan itu selain memaparkan berbagai persoalan Kependudukan dan Keluarga Berencana, sekaligus menyerap apa yang menjadi keinginan masyarakat setempat.
"Kegiatan ini dilaksanakan sebagai dukungan dari BKKBN dan mitra kerja dalam mewujudkan program bangga kencana. Dan memang butuh dukungan dari berbagai pihak dalam mewujudkan program bangga kencana. Dengan peran Pemda dan PLKB diharapkan bisa menekan angka stunting termasuk pada Kabupaten Sambas," ungkap Tenny Calvenny Soriton di Sambas.
Dikatakanya penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) juga masih perlu ditingkatkan. Karena dengan hanya menggunakan alat kontrasepsi non MKJP cukup beresiko. Apalagi dengan kondisi geografis Kalbar cukup menjadi tantangan.
Menyinggung masalah stunting, Kabupaten Sambas menjadi fokus BKKBN Kalbar dalam penanganannya. Hal ini dikarenakan temuan kasus stunting itu cukup banyak.
"Kasus stunting terjadi bukan hanya karena faktor ekonomi tapi juga tergantung pemahaman pola asuh. Serta asupan gizi yang diterima anak-anak juga akan berpengaruh terhadap tumbuh kembang. Ini menjadi tugas utama kita dalam upaya melakukan pencegahan stunting," ungkapnya.
Direktur Ketahanan Remaja BKKBN, Victor Palimbong dalam kesempatan itu menambahkan, RPJMN Presiden menargetkan penurunan stunting hingga 18 persen.
Iapun mengapresiasi Kabupaten Sambas yang bersedia menganggarkan dana buat menyelesaikan stunting dengan menggunakan anggaran DAK.
Pada kesempatan itu, ia banyak menyampaikan tentang persoalan keluarga hingga ke remaja. Dia pun berpesan kepada keluarga dalam mendidik anak harus disesuaikan dengan zaman.
Dalam kesempatan yang sama anggota DPR RI Komisi IX Alifudin mengatakan pada usia remaja cenderung mencari jati diri. Pengaruh globalisasi bukan hanya sekadar menghasilkan peluang tapi juga menjadi tantangan.
"Untuk perlu terus dilakukan kegiatan sosialisasi dan pendidikan pembangunan keluarga kepada para remaja dan masyarakat, seperti kegiatan di Sambas ini. Saya berharap peserta dapat memanfaatkan momentum ini menuju pembangunan keluarga yang semakin baik," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020