Jakarta (ANTARA) - Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Mendukbangga)/Kepala BKKBN Wihaji mengingatkan jangan sampai gawai mengambil alih pengasuhan anak dan mengurangi peran orang tua dalam mendidik mereka.
"Semua anggota keluarga harus peduli dalam pembentukan perilaku serta berpartisipasi dalam pengasuhan anak, utamanya ayah sebagai sosok kepala keluarga. Jangan sampai pengasuhan anak diambil alih oleh handphone," ujar dia di Kantor Kemendukbangga/BKKBN, Jakarta, Senin.
Ia mengemukakan saat ini keluarga di seluruh dunia memiliki anggota baru, yakni gawai, yang jika penggunaannya tidak dikontrol, maka akan membahayakan pola pengasuhan terhadap anak.
"Kita saat ini punya keluarga baru, siapa itu? Handphone. Ini mesti menjadi catatan, handphone itu kadang jadi anak, ayah, orang tua, kadang jadi suami, istri, bahkan Tuhan," katanya.
Penggunaan ponsel, menurutnya saat ini telah mengambil sebagian besar waktu keluarga Indonesia. Oleh karena itu, yang bisa dilakukan Kemendukbangga/BKKBN yakni melalui perubahan perilaku.
"Saya memasukkan ponsel sebagai bagian dari keluarga yang memengaruhi perilaku kita. Hari ini, teknologi mengendalikan kita, maka yang kita urus itu perilaku, algoritma di handphone," ujar dia.
Ia mengemukakan untuk mengendalikan negara, maka hal pertama yang harus diubah yakni keluarga, karena keluarga mengambil peran penting untuk pengendalian perilaku, sehingga saat ini yang harus segera melaksanakan pencegahan yakni di lini keluarga.
"Untuk itu, kita tugasnya mencegah dan mengubah perilaku, karena ini (keluarga) setiap hari ada dalam kita, setuju atau tidak kita akan berhadapan dengan ini. Kalau keluarga bubar, atau Indonesia enggak punya anak selama 30 tahun misalnya, kan bisa bubar negara," ujar dia.
Wihaji melanjutkan untuk mengatasi perilaku menyimpang di luar nalar dan kodrat manusia seperti grup inses tersebut, maka tugas pemerintah yakni terus mengedukasi keluarga dan masyarakat.
"Tugas kita menjelaskan dan jangan kapok edukasi tentang beberapa hal yang berkaitan dengan perilaku, maka seperti yang sudah saya bilang, handphone itu bagian dari keluarga. Kita hari ini mesti memperhatikan, bagaimana sebagai keluarga baru, handphone itu memengaruhi banyak hal, dan itu menjadi sesuatu yang mesti kita edukasi terus secara terus menerus kepada masyarakat Indonesia," tuturnya.