Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Cabang Kalbar merangkul dan mengajak Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) untuk bersama menghadapi kampanye negatif terhadap sawit yang saat ini masih gencar dan menyasar komoditas unggulan tersebut.

“Pengembangan sawit berkelanjutan ke depan masih tetap dihadapkan kepada tantangan yang dapat berpengaruh terhadap tata kelola sawit di lapangan , tantangan tersebut antara lain provokasi atau kampanye negatif yang dilakukan oleh pihak – pihak tertentu melalui isu lingkungan, HAM, ketenagakerjaan dan untuk itu harus dihadapi bersama,” ujar Ketua Gapki Cabang Kalbar Purwati Munawir di Pontianak, Jumat.

Baca juga: Belum ada laporan eksploitasi perempuan di kebun sawit

Ia menambahkan tantangan lainnya juga seputar sistem tata niaga Tandan Buah Segar (TBS0 sawit yang tidak sejalan dengan regulasi yang ada, berpotensi memperlemah hubungan kemitraan antara petani mitra dan perusahaan inti. Kemudian persoalan peremajaan sawit rakyat yang dirasakan masih perlu upaya percepatan .

“Dalam menjawab tantangan tata kelola sawit di lapangan dan dengan semangat kebersamaan kita sikapi tantangan tersebut menjadi peluang dalam mewujudkan sawit berkelanjutan yang memberikan manfaat bagi semua , baik dari aspek ekonomi, kesejahteraan masyarakat , sosial maupun lingkungan,” katanya.

Ia menyakini dan optimistis Gapki Kalbar bersama Apkasindo Kalbar dapat saling memperkuat satu sama lain serta secara bersama dapat memperbaiki berbagi aspek yang dinilai masih lemah.

Baca juga: Pekerja perempuan juga berperan di perkebunan sawit

“Sebenarnya Gapki Kalbar – Apkasindo Kalbar – Aspekpir (Asosiasi Petani Kelapa Sawit Pola Pir ) dalam enam bulan terakhir ini secara berkala setiap dua bulan melakukan pertemuan non formal untuk saling tukar menukar informasi dan berdiskusi mengenai hambatan masalah yang dihadapi di lapangan,” kata dia.

Secara umum menurutnya pengelolaan sawit di Kalbar mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar baik secara langsung maupun tidak langsung, membuka isolasi daerah terpencil dan, menumbuhkan pusat ekonomi baru.

“Tak kalah pentingnya sawit kini telah memberikan kontribusi dalam penerimaan devisa . Dengan demikian maka sawit memiliki peran strategis bagi perekonomian nasional maupun daerah,” jelas dia.

Baca juga: Harga TBS kelapa sawit di Kalbar tertinggi capai Rp2.057,74 per kilogram

Ia mengatakan bahwa perkembangan sawit yang cukup pesat di Kalbar dengan luas areal pada tahun 2019 mencapai 1,9 juta hektare di mana diantaranya sekitar 0,7 juta hektare atau 38 persen merupakan lahan petani plasma maupun mandiri. Total areal sawit tersebut mengambil porsi sekitar 29 persen apabila dibandingkan dengan potensi lahan atau APL berdasarkan tata ruang yang ada sekitar 6,37 hektare.

“Perkembangan yang cukup pesat ini tidak terlepas dari peran pemerintah daerah provinsi maupun kabupaten melalui pembinaan dan pengaturan melalui regulasi yang mendukung. Sehingga tercipta suasana yang kondusif dalam mengelola sawit di daerah ini, untuk itu dalam kesempatan yang baik ini kami menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada bapak Gubernur beserta jajarannya ,” katanya.

Baca juga: India kurangi bea masuk sawit Malaysia jadi 27,5 persen
Baca juga: Korindo Group bantah lbakar lahan untuk sawit di Papua
Baca juga: Harga TBS Sawit tembus Rp2.000 per kilogram

Pewarta: Dedi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2020