Kadiv Humas Polri Irjen Pol Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan bahwa Para Wijayanto tercatat telah memberangkatkan tujuh angkatan kader muda Jamaah Islamiyah ke Suriah sejak 2013 hingga 2018.
Para Wijayanto yang memiliki nama lain Abang alias Aji Pangestu alias Abu Askari alias Ahmad Arief alias Ahmad Fauzi Utomo diketahui menjadi Amir (pimpinan tertinggi) terlama yang memimpin organisasi teroris Jamaah Islamiyah (JI) sejak tahun 2008 hingga 2019.
Baca juga: Lulusan terbaik sejumlah ponpes direkrut Jamaah Islamiyah sebagai calon jihadis
Semasa kepemimpinan Para Wijayanto, JI ingin mempunyai kontribusi dan bergabung dengan organisasi teroris yang berada di Timur Tengah. "Untuk itu seluruh anggota JI yang diberangkatkan ke Timur Tengah memiliki bekal keahlian bela diri," tutur Argo di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (4/1).
Kemudian Para menunjuk Karso alias Joko Priyono sebagai pelatih bela diri dan militer di Sasana Bela Diri Ungaran, Jawa Tengah, dengan harapan keahlian dari pelatihan anggota JI ini mampu sejajar dengan atlet hingga pasukan khusus.
Argo menyebut bahwa seleksi perekrutan kader muda JI tersebut dilakukan dengan ketat dan yang masuk sasana diprioritaskan lulusan terbaik dari pondok pesantren karena mereka sudah memiliki kemampuan Bahasa Arab. Selain itu mereka juga tidak mudah emosional, fisik yang baik, dan sehat jasmani.
Baca juga: Pengaderan teroris muda oleh Jamaah Islamiyah sangat rapi
Kader muda JI yang dikirim ke Suriah berjumlah 10 hingga 12 orang per angkatan sehingga dari 2013 hingga 2018, jumlah keseluruhan yang berangkat ada sekitar 96 orang. Para kader muda ini memiliki berbagai kemampuan, seperti bela diri, kemampuan teknologi informasi, kemampuan medis, bahasa dan manajemen untuk mengurusi logistik, pergeseran anggota, transportasi dan mengurus penginapan. "Sehingga sudah sangat tertata," kata Argo.
Kemudian setiap kader muda JI yang diberangkatkan ke Suriah sudah dibekali surat wasiat dan dipegang oleh Amir. "Ketika nanti yang bersangkutan mati di sana (Suriah) maka akan ditunjukkan kepada keluarganya dan dari pihak pengurus JI akan memberikan santunan kepada keluarganya," katanya.
Baca juga: Polri ungkap aksi teror Upik Lawanga tewaskan 27 orang di Poso
Dana operasional yang dikeluarkan JI untuk memberangkatkan tiap angkatan kader muda JI ke Suriah sebesar Rp300 juta. Dana ini dihimpun dari para anggota JI di seluruh Indonesia yang berjumlah 6.000 anggota aktif. Ribuan anggota ini menyumbang minimal Rp100 ribu per bulan untuk JI.
Baca juga: ISIS bertanggung jawab atas serangan bus di Suriah
Baca juga: Segera sadarkan orang yang memaksakan khilafah di Indonesia
Baca juga: 22 orang tewas, Universitas Kabul diserbu sejumlah orang bersenjata
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
Para Wijayanto yang memiliki nama lain Abang alias Aji Pangestu alias Abu Askari alias Ahmad Arief alias Ahmad Fauzi Utomo diketahui menjadi Amir (pimpinan tertinggi) terlama yang memimpin organisasi teroris Jamaah Islamiyah (JI) sejak tahun 2008 hingga 2019.
Baca juga: Lulusan terbaik sejumlah ponpes direkrut Jamaah Islamiyah sebagai calon jihadis
Semasa kepemimpinan Para Wijayanto, JI ingin mempunyai kontribusi dan bergabung dengan organisasi teroris yang berada di Timur Tengah. "Untuk itu seluruh anggota JI yang diberangkatkan ke Timur Tengah memiliki bekal keahlian bela diri," tutur Argo di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Senin (4/1).
Kemudian Para menunjuk Karso alias Joko Priyono sebagai pelatih bela diri dan militer di Sasana Bela Diri Ungaran, Jawa Tengah, dengan harapan keahlian dari pelatihan anggota JI ini mampu sejajar dengan atlet hingga pasukan khusus.
Argo menyebut bahwa seleksi perekrutan kader muda JI tersebut dilakukan dengan ketat dan yang masuk sasana diprioritaskan lulusan terbaik dari pondok pesantren karena mereka sudah memiliki kemampuan Bahasa Arab. Selain itu mereka juga tidak mudah emosional, fisik yang baik, dan sehat jasmani.
Baca juga: Pengaderan teroris muda oleh Jamaah Islamiyah sangat rapi
Kader muda JI yang dikirim ke Suriah berjumlah 10 hingga 12 orang per angkatan sehingga dari 2013 hingga 2018, jumlah keseluruhan yang berangkat ada sekitar 96 orang. Para kader muda ini memiliki berbagai kemampuan, seperti bela diri, kemampuan teknologi informasi, kemampuan medis, bahasa dan manajemen untuk mengurusi logistik, pergeseran anggota, transportasi dan mengurus penginapan. "Sehingga sudah sangat tertata," kata Argo.
Kemudian setiap kader muda JI yang diberangkatkan ke Suriah sudah dibekali surat wasiat dan dipegang oleh Amir. "Ketika nanti yang bersangkutan mati di sana (Suriah) maka akan ditunjukkan kepada keluarganya dan dari pihak pengurus JI akan memberikan santunan kepada keluarganya," katanya.
Baca juga: Polri ungkap aksi teror Upik Lawanga tewaskan 27 orang di Poso
Dana operasional yang dikeluarkan JI untuk memberangkatkan tiap angkatan kader muda JI ke Suriah sebesar Rp300 juta. Dana ini dihimpun dari para anggota JI di seluruh Indonesia yang berjumlah 6.000 anggota aktif. Ribuan anggota ini menyumbang minimal Rp100 ribu per bulan untuk JI.
Baca juga: ISIS bertanggung jawab atas serangan bus di Suriah
Baca juga: Segera sadarkan orang yang memaksakan khilafah di Indonesia
Baca juga: 22 orang tewas, Universitas Kabul diserbu sejumlah orang bersenjata
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021