Presiden Joko Widodo mendapatkan sejumlah pertanyaan dari tim vaksinasi terkait riwayat kesehatan sebelum menjalani vaksinasi COVID-19 yang diikuti oleh sejumlah tokoh dan pejabat.
Presiden Joko Widodo menjalani vaksinasi perdana di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu, dengan melalui sejumlah tahapan terlebih dahulu.
Sekitar pukul 09.30 WIB, Presiden Jokowi memasuki area vaksinasi yang digelar di teras depan Istana Merdeka Jakarta.
Presiden Jokowi melakukan klarifikasi data di meja pertama, kemudian pada meja kedua. Ia dicek tensi dan diminta menjawab sejumlah pertanyaan dari petugas. “Memang enggak boleh kalau (tensi) tinggi?” tanya Presiden.
“Kalau di atas 140 tidak boleh diberikan,” jawab petugas.
“Sambil menunggu saya hitung suhunya ya pak, 36,3. Tekanan darah bapak 130 per 67,” kata petugas.
“Biasanya 110/70,” kata Presiden sambil tersenyum dan setengah terkejut.
Petugas dari tim vaksinasi kemudian menanyakan sejumlah hal terkait riwayat kesehatan kepada Presiden Jokowi.
“Apakah pernah terkonfirmasi COVID-19?”
“Tidak,” jawab Presiden.
“Pernah mengalami batuk atau pilek 7 hari terakhir?”
“Enggak, batuk kecil saja,” kata Presiden.
“Di rumah ada anggota keluarga batuk?”
“Enggak ada,” jawab Presiden.
“Pernah menderita penyakit jantung? keluhan sesak?”
“Enggak,” jawab Presiden.
“(Gangguan) ginjal?”
“Enggak,” jawab Presiden.
“Gula, diabetes?”
“Enggak,” jawab Presiden.
“Kalau hasil dari penapisan tidak ada masalah mudah-mudahan tindakannya berjalan baik, di sini saya berikan layak untuk vaksinasi, bisa lanjut ke meja selanjutnya,” kata Petugas.
“Terima kasih Pak,” kata Presiden.
Kemudian Presiden Jokowi menuju ke meja ketiga untuk melakukan vaksinasi.
Presiden disuntik vaksin Sinovac oleh Wakil Ketua Dokter Kepresidenan Prof dr Abdul Muthalib.
“Bagaimana Pak? Sakit?” tanya Abdul Muthalib setelah menyuntik Presiden.
“Tidak terasa sama sekali, terima kasih Prof,” kata Presiden.
Ia kemudian beranjak menuju meja keempat untuk selanjutnya diberikan kartu tanda vaksin.
Setelah divaksin, Presiden beristirahat selama 30 menit sebagaimana prosedur yang diberlakukan setelah vaksinasi dilakukan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
Presiden Joko Widodo menjalani vaksinasi perdana di Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu, dengan melalui sejumlah tahapan terlebih dahulu.
Sekitar pukul 09.30 WIB, Presiden Jokowi memasuki area vaksinasi yang digelar di teras depan Istana Merdeka Jakarta.
Presiden Jokowi melakukan klarifikasi data di meja pertama, kemudian pada meja kedua. Ia dicek tensi dan diminta menjawab sejumlah pertanyaan dari petugas. “Memang enggak boleh kalau (tensi) tinggi?” tanya Presiden.
“Kalau di atas 140 tidak boleh diberikan,” jawab petugas.
“Sambil menunggu saya hitung suhunya ya pak, 36,3. Tekanan darah bapak 130 per 67,” kata petugas.
“Biasanya 110/70,” kata Presiden sambil tersenyum dan setengah terkejut.
Petugas dari tim vaksinasi kemudian menanyakan sejumlah hal terkait riwayat kesehatan kepada Presiden Jokowi.
“Apakah pernah terkonfirmasi COVID-19?”
“Tidak,” jawab Presiden.
“Pernah mengalami batuk atau pilek 7 hari terakhir?”
“Enggak, batuk kecil saja,” kata Presiden.
“Di rumah ada anggota keluarga batuk?”
“Enggak ada,” jawab Presiden.
“Pernah menderita penyakit jantung? keluhan sesak?”
“Enggak,” jawab Presiden.
“(Gangguan) ginjal?”
“Enggak,” jawab Presiden.
“Gula, diabetes?”
“Enggak,” jawab Presiden.
“Kalau hasil dari penapisan tidak ada masalah mudah-mudahan tindakannya berjalan baik, di sini saya berikan layak untuk vaksinasi, bisa lanjut ke meja selanjutnya,” kata Petugas.
“Terima kasih Pak,” kata Presiden.
Kemudian Presiden Jokowi menuju ke meja ketiga untuk melakukan vaksinasi.
Presiden disuntik vaksin Sinovac oleh Wakil Ketua Dokter Kepresidenan Prof dr Abdul Muthalib.
“Bagaimana Pak? Sakit?” tanya Abdul Muthalib setelah menyuntik Presiden.
“Tidak terasa sama sekali, terima kasih Prof,” kata Presiden.
Ia kemudian beranjak menuju meja keempat untuk selanjutnya diberikan kartu tanda vaksin.
Setelah divaksin, Presiden beristirahat selama 30 menit sebagaimana prosedur yang diberlakukan setelah vaksinasi dilakukan.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021