Jakarta (ANTARA) -
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Imran Pambudi menyampaikan bahwa hingga saat ini belum ditemukan mutasi baru virus COVID-19, meski penularan varian JN.1 telah ditemukan di Jakarta dan Batam.
"Saat ini, sesuai pemantauan kita, tidak ada mutasi virus baru, selama pandemi meski terjadi lonjakan kematian dan kasus, kalau muncul ada strain baru, JN.1 itu adalah turunan dari Omicron," kata Imran dalam bincang akhir tahun bersama Kemenkes di Jakarta, Selasa.
Imran juga memastikan bahwa pasien yang terdeteksi mengalami infeksi varian JN.1 sudah mendapatkan vaksin penguat (booster) kedua.
"Riwayat vaksin (pasien) rata-rata sudah dua kali, booster, dan untuk kematiannya, sudah dikonfirmasi tadi kalau bukan orang-orang (yang terinfeksi JN.1) ini, karena yang saya tahu kematian hampir semua ada komorbidnya," ujar dia.
Baca juga: Ingin tahu vaksin yang dibutuhkan tubuh, ingat "HALO"
Sebelumnya, Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu sudah mengonfirmasi masing-masing satu kasus infeksi virus corona tipe SARS-CoV-2 varian JN.1 ditemukan di Jakarta Selatan pada 11 November 2023, Jakarta Timur pada 23 November 2023, dan Batam pada 13 Desember 2023.
Maxi juga menyebutkan bahwa menurut laporan per 18 Desember 2023 ada dua kasus kematian akibat COVID-19, masing-masing satu kasus di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang dan RSUD Tarakan Jakarta.
"Satu pasien meninggal sudah divaksin dua kali dan memiliki komorbid. Satunya lagi belum pernah divaksin dan mengalami infeksi paru-paru," kata Maxi.
Terkait vaksin, Imran mengemukakan bahwa untuk menyambut Natal dan Tahun Baru, Kemenkes tidak mengeluarkan kebijakan untuk membuat sentra-sentra vaksin lagi.
"Vaksin bisa minta lagi di fasilitas kesehatan (faskes), di pusat tidak ada kebijakan untuk membuat sentra-sentra vaksin lagi, karena permintaan vaksinnya enggak ada, jadi teman-teman di puskesmas, daripada menyetok tapi tidak dipakai, maka mereka tidak minta," ucap Imran.
Ia juga menyebutkan bahwa stok vaksin saat ini masih aman.
"Masih ada 3,5 juta dosis vaksin, tinggal bagaimana pelaksanaannya, dan terserah masing-masing dinas kesehatan di daerah mau membuat sentra vaksin lagi atau tidak," kata dia.
Ia juga mengutarakan, hingga saat ini belum ada kewajiban bagi fasilitas publik untuk menerapkan aplikasi Satu Sehat, karena dikhawatirkan akan berimplikasi pada perekonomian masyarakat.
"Karena itu kan berhubungan dengan kegawatdaruratan, sedangkan kegawatdaruratan kan sudah dicabut, sehingga belum ada bayangan ke sana, karena membuat suatu kegawatdaruratan kan implikasinya banyak nih, orang tidak bisa pergi, itu kan dampak ekonominya akan besar juga, sampai sekarang kita belum ada kebijakan ke sana," tuturnya.
Namun, Imran menegaskan agar masyarakat tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan mengingat mobilitas akan meningkat selama periode natal dan tahun baru.
Masyarakat diimbau agar tetap memakai masker saat berpergian, mencuci tangan dengan benar sebelum memasuki rumah atau makan dan minum, serta membatasi mobilitas ke luar rumah apabila dirasa tidak terlalu penting.
Baca juga: Penularan virus COVID-19 varian JN.1 ditemukan di Jakarta - Batam