Jakarta (ANTARA) -
Imran mengatakan sampai bulan November 2023, tercatat ada 70.600 kasus DBD di seluruh Indonesia dan masih ada sekitar 506 kematian.
Pemberantasan sarang nyamuk dengan melakukan 3M (menguras, menutup, mengubur) bisa menjadi upaya menekan angka kematian akibat DBD yang ditargetkan menjadi nol kematian di tahun 2030.
Ia mengatakan penyakit DBD adalah virus yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti. Lebih dari separuh kasus DBD adalah tidak bergejala.
Di musim yang memasuki penghujan, dikhawatirkan tempat penampungan air yang tidak dibersihkan akan menjadi sarang nyamuk yang membawa virus DBD.
Selain itu, perilaku nyamuk juga bisa menyebabkan tingginya angka kasus kejadian DBD karena pada suhu panas, nyamuk akan lebih sering menggigit sebanyak dua kali sehari. Sedangkan pada suhu rendah, nyamuk menggigit lima hari sekali.
Dari sini, Imran mengingatkan untuk melakukan kampanye 3x10, yaitu setiap hari Minggu luangkan 10 menit pada jam 10 pagi untuk melakukan tindakan pemberantasan sarang nyamuk di rumah seperti baju yang digantung, dan dispenser selama 10 minggu.
"Tujuannya agar sarang nyamuk hilang, karena siklus telur nyamuk 3-4 minggu, jadi kalau 10 minggu berturut-turut diharapkan nyamuk tidak sempat bertelur," ucap Imran.
Selain itu, cara lainnya untuk membantu menurunkan angka kasus adalah mencegah penularan dan jangan sampai terlambat membawa ke fasilitas kesehatan agar tidak menjadi gawat.
Jika telat ditangani, penyakit DBD akan lebih sulit di sembuhkan dan darah akan semakin mengental sehingga jantung gagal memompa darah.
"Kalau sudah dehidrasi ginjal terganggu maka harus cuci darah," tambahnya.
Seiring banyaknya inovasi pengobatan, Imran mengatakan saat ini dokter sudah bisa lebih dini mendiagnosis penyakit DBD dengan rapid test pengambilan darah.
Sehingga lebih mudah mendiagnosis DBD mulai dari tidak ada gejala sampai pada gejala berat, untuk menurunkan angka kematian.
Vaksinasi juga sudah tersedia di seluruh fasilitas kesehatan terdekat dan masyarakat diimbau untuk melaksanakannya untuk bersama membantu Indonesia nol kematian akibat DBD.
Baca juga: Menkes apresiasi kerja sama dengan Takeda upaya pencegahan DBD
Baca juga: Orang dewasa usia produktif riskan terkena demam berdarah