Pelacakan penularan COVID-19 memang mengarah pada transmisi zoonosis, namun sampai saat ini inangnya belum teridentifikasi, demikian paparan Liang Wannian selaku ketua tim delegasi China dalam melakukan penelitian bersama tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Wuhan.
Dalam penelitian sebelumnya, para ilmuwan mendapati virus corona jenis baru yang terdapat pada kelelawar dan trenggiling memiliki kemiripan dengan gen COVID-19.
Namun, kemiripan tersebut tidak cukup untuk membuktikan bahwa kelelawar dan trenggiling adalah inang langsung dari virus corona jenis baru, demikian Liang dikutip oleh media penyiaran China, Kamis.
Baca juga: Kelelawar tapal kuda diduga inang COVID-19
Dia bahkan menyebutkan hewan seperti musang dan kucing sangat rentan terhadap virus tersebut sehingga semua jenis spesies itu berpotensi menjadi inang alami.
Sementara itu, pakar dari WHO Ben Embarek menjelaskan bahwa timnya ke Wuhan bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai asal-mula wabah merebak di ibu kota Provinsi Hubei tersebut dan meneliti bagaimana virus menginfeksi masyarakat setempat.
Tidak ada perubahan dramatis dari gambaran Wuhan yang sudah didapatkan sebelumnya, namun para ilmuwan telah menambah pengetahuan mengenai situasi terdahulu secara detail, kata Embarek.
Hasil penelitian di Wuhan akhirnya menyimpulkan bahwa virus tersebut melompat dari seekor binatang ke inang lalu menularkan ke manusia.
Menurut Embarek, virus kemungkinan berasal dari seekor binatang yang langsung menularkannya ke manusia. Kemungkinan lain, menurut dia, adalah bahwa virus itu ditularkan dari makanan beku.
Baca juga: Lebih dari 2,93 juta anak di AS terdiagnosa COVID-19
Namun, dia mengesampingkan kemungkinan virus tersebut berasal dari laboratorium sehingga para ilmuwan tidak akan melacaknya.
Liang menambahkan bahwa bagaimana virus tersebut ditemukan di Pasar Hewan Huanan, sampai saat ini masih belum diketahui.
Di Pasar Huanan, terdapat lapak-lapak penjualan ikan yang menjadi salah satu tempat penularan wabah sehingga menjadi perhatian otoritas di China.
Sebelum virus corona jenis baru itu mewabah di Wuhan pada akhir 2019, tidak ditemukan adanya kasus di tempat lain.
Tim yang melakukan penelitian asal-mula virus di Wuhan terdiri dari 17 ilmuwan China dan 17 ilmuwan dari 10 negara.
Baca juga: Dinkes : Ribuan nakes di Kalbar batal menerima vaksin COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
Dalam penelitian sebelumnya, para ilmuwan mendapati virus corona jenis baru yang terdapat pada kelelawar dan trenggiling memiliki kemiripan dengan gen COVID-19.
Namun, kemiripan tersebut tidak cukup untuk membuktikan bahwa kelelawar dan trenggiling adalah inang langsung dari virus corona jenis baru, demikian Liang dikutip oleh media penyiaran China, Kamis.
Baca juga: Kelelawar tapal kuda diduga inang COVID-19
Dia bahkan menyebutkan hewan seperti musang dan kucing sangat rentan terhadap virus tersebut sehingga semua jenis spesies itu berpotensi menjadi inang alami.
Sementara itu, pakar dari WHO Ben Embarek menjelaskan bahwa timnya ke Wuhan bertujuan untuk mendapatkan pemahaman yang lebih baik mengenai asal-mula wabah merebak di ibu kota Provinsi Hubei tersebut dan meneliti bagaimana virus menginfeksi masyarakat setempat.
Tidak ada perubahan dramatis dari gambaran Wuhan yang sudah didapatkan sebelumnya, namun para ilmuwan telah menambah pengetahuan mengenai situasi terdahulu secara detail, kata Embarek.
Hasil penelitian di Wuhan akhirnya menyimpulkan bahwa virus tersebut melompat dari seekor binatang ke inang lalu menularkan ke manusia.
Menurut Embarek, virus kemungkinan berasal dari seekor binatang yang langsung menularkannya ke manusia. Kemungkinan lain, menurut dia, adalah bahwa virus itu ditularkan dari makanan beku.
Baca juga: Lebih dari 2,93 juta anak di AS terdiagnosa COVID-19
Namun, dia mengesampingkan kemungkinan virus tersebut berasal dari laboratorium sehingga para ilmuwan tidak akan melacaknya.
Liang menambahkan bahwa bagaimana virus tersebut ditemukan di Pasar Hewan Huanan, sampai saat ini masih belum diketahui.
Di Pasar Huanan, terdapat lapak-lapak penjualan ikan yang menjadi salah satu tempat penularan wabah sehingga menjadi perhatian otoritas di China.
Sebelum virus corona jenis baru itu mewabah di Wuhan pada akhir 2019, tidak ditemukan adanya kasus di tempat lain.
Tim yang melakukan penelitian asal-mula virus di Wuhan terdiri dari 17 ilmuwan China dan 17 ilmuwan dari 10 negara.
Baca juga: Dinkes : Ribuan nakes di Kalbar batal menerima vaksin COVID-19
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021