Kuala Lumpur (ANTARA) - Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM) menyebut tidak mendeteksi adanya varian baru penyebab COVID-19 yang masuk ke Malaysia.
Menteri Kesehatan Malaysia DR Dzulkefly Ahmad dalam keterangannya yang dikeluarkan di Putrajaya, Jumat, mengatakan keadaan penularan COVID-19 di Malaysia terus terkawal.
Kebanyakan kasus yang dilaporkan bergejala ringan dan tidak memerlukan perawatan di rumah sakit.
Varian yang menular di Malaysia, menurut dia, masih varian Omicron dengan subvariannya XBB.1.16, XBB.1.5, EG.5 dan juga JN.1. Subvarian Omicron yang sedang menular diketahui tidak menyebabkan kasus yang lebih buruk.
“Virus COVID-19 akan terus berada bersama kita (living with the virus) sama seperti virus saluran pernafasan yang lain seperti influenza. Masyarakat diimbau supaya senantiasa menjaga keseimbangan kesehatan dan kehidupan (life and livelihood) saat musim peningkatan kasus-kasus penularan penyakit,” ujar dia.
Ia mengatakan KKM akan terus memantau situasi COVID-19 dan varian terkait setiap saat.
Kelompok rentan seperti lansia, individu dengan penyakit kronis, individu dengan imunitas rendah sangat dianjurkan memakai masker saat berada di tempat umum dan sesak, atau saat menggunakan transportasi publik massal.
Untuk Minggu Epidemiologi ke-51 (ME-51) yang berlangsung 17-23 Desember 2023 lalu, jumlah pasien mengidap COVID-19 yang masuk ke rumah sakit di Malaysia berjumlah 0,5 persen, sedangkan jumlah kematian karena penyakit tersebut 0,08 persen.
Total kasus aktif COVID-19 di Malaysia terakhir yang tercatat di situs KKMNOW milik Kementerian Kesehatan Malaysia pada 23 Desember 2023, pukul 23.59 waktu setempat, menunjukkan angka 33.285. Tertulis bahwa data baru akan diperbarui pada 31 Desember 2023 nanti.
Baca juga: BP2MI melaksanakan vaksinasi COVID-19 antisipasi peningkatan kasus
Baca juga: Jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di Indonesia naik 255 persen
Baca juga: Sandiaga Uno imbau masyarakat terapkan prokes pada momen akhir tahun