Untuk mempermudah proses pembelajaran bagi siswa didik khususnya dalam kegiatan praktek memasak, Pondok Pesantren M. Basiuni Imran Sambas gunakan kompor induksi. Penggunaannya yang praktis dan mudah menjadi alasan pemakaian kompor induksi sebagai alat praktek.
“Kami ingin memperkenalkan istilah Electrfying Lifestyle kepada siswa didik, salah satunya melalui penggunaan kompor induksi ini. Dengan kompor induksi, guru tidak perlu repot membawa perlengkapan lain seperti tabung gas elpiji. Yang penting ada listrik maka bisa disambungkan di mana saja dan kapan saja,” ungkap Nasrullah, pimpinan Ponpes M. Basiuni Imran Sambas.
Baca juga: Ingin hemat biaya bulanan, Yuks...pakai kompor Induksi
Nasrullah juga menyampaikan bahwa sebelumnya guru agak kesulitan ketika harus berpindah-pindah kelas dengan membawa perlengkapan kompor gas, total ada 28 kelas yang terdiri dari kelas Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. Akan tetapi sekarang sudah tidak lagi karena kompor induksi cenderung ringkas dan ringan. Pemakaiannya pun diakui sangat mudah dioperasikan dan aman.
Tak hanya itu, bentuknya yang terkesan modern ternyata lebih menarik bagi para siswa, sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan lebih fun. Hal ini juga menjadi upaya sekolah untuk mengikuti perkembangan teknologi dalam pelaksanaan pembelajaran.
“Mengikuti perkembangan teknologi, sudah semestinya peralatan pendukung pembelajaran di sekolah terus di upgrade. Penggunaan kompor induksi ini merupakan upaya kami untuk memberikan pembelajaran yang lebih baik bagi siswa,” imbuhnya.
Baca juga: Kegiatan masak lebih praktis dan menyenangkan, ibu-ibu beralih ke kompor Induksi
Kedepannya, ia berharap teknologi kompor induksi terus berkembang dan semakin praktis, seperti dapat diisi daya terlebih dahulu agar dapat digunakan tanpa tersambung listrik langsung.
Sementara itu, Manager PLN UP3 Singkawang, Robin Septavyn menyampaikan, bahwa secara penggunaan energi, kompor induksi dinilai lebih efisien.
“Hasil kajian teknis laboratorium Institut Teknologi PLN menunjukkan, untuk memasak 1 liter air dengan menggunakan kompor induksi 1.200 watt sebesar Rp 158,-, sementara menggunakan kompor elpiji tabung 12 kg (api maksimal) sekitar Rp 176,-,” imbuhnya.
Oleh karenanya, PLN juga mendorong masyarakat untuk mempopulerkan Electrifying Lifestyle yaitu gaya hidup modern yang lebih praktis dengan menggunakan perangkat elektronik, salah satunya kompor induksi.
Baca juga: Kolaborasi, PLN - BTN Dorong Pengembang Perumahan Lirik Kompor Induksi
Baca juga: Menggunakan kompor induksi, memasak jadi mudah dan praktis
Baca juga: PLN dukung pedagang kuliner Kampung Sentana gunakan kompor induksi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
“Kami ingin memperkenalkan istilah Electrfying Lifestyle kepada siswa didik, salah satunya melalui penggunaan kompor induksi ini. Dengan kompor induksi, guru tidak perlu repot membawa perlengkapan lain seperti tabung gas elpiji. Yang penting ada listrik maka bisa disambungkan di mana saja dan kapan saja,” ungkap Nasrullah, pimpinan Ponpes M. Basiuni Imran Sambas.
Baca juga: Ingin hemat biaya bulanan, Yuks...pakai kompor Induksi
Nasrullah juga menyampaikan bahwa sebelumnya guru agak kesulitan ketika harus berpindah-pindah kelas dengan membawa perlengkapan kompor gas, total ada 28 kelas yang terdiri dari kelas Madrasah Tsanawiyah dan Madrasah Aliyah. Akan tetapi sekarang sudah tidak lagi karena kompor induksi cenderung ringkas dan ringan. Pemakaiannya pun diakui sangat mudah dioperasikan dan aman.
Tak hanya itu, bentuknya yang terkesan modern ternyata lebih menarik bagi para siswa, sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan lebih fun. Hal ini juga menjadi upaya sekolah untuk mengikuti perkembangan teknologi dalam pelaksanaan pembelajaran.
“Mengikuti perkembangan teknologi, sudah semestinya peralatan pendukung pembelajaran di sekolah terus di upgrade. Penggunaan kompor induksi ini merupakan upaya kami untuk memberikan pembelajaran yang lebih baik bagi siswa,” imbuhnya.
Baca juga: Kegiatan masak lebih praktis dan menyenangkan, ibu-ibu beralih ke kompor Induksi
Kedepannya, ia berharap teknologi kompor induksi terus berkembang dan semakin praktis, seperti dapat diisi daya terlebih dahulu agar dapat digunakan tanpa tersambung listrik langsung.
Sementara itu, Manager PLN UP3 Singkawang, Robin Septavyn menyampaikan, bahwa secara penggunaan energi, kompor induksi dinilai lebih efisien.
“Hasil kajian teknis laboratorium Institut Teknologi PLN menunjukkan, untuk memasak 1 liter air dengan menggunakan kompor induksi 1.200 watt sebesar Rp 158,-, sementara menggunakan kompor elpiji tabung 12 kg (api maksimal) sekitar Rp 176,-,” imbuhnya.
Oleh karenanya, PLN juga mendorong masyarakat untuk mempopulerkan Electrifying Lifestyle yaitu gaya hidup modern yang lebih praktis dengan menggunakan perangkat elektronik, salah satunya kompor induksi.
Baca juga: Kolaborasi, PLN - BTN Dorong Pengembang Perumahan Lirik Kompor Induksi
Baca juga: Menggunakan kompor induksi, memasak jadi mudah dan praktis
Baca juga: PLN dukung pedagang kuliner Kampung Sentana gunakan kompor induksi
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021