Sedikitnya 165 jurnalis dan pekerja media di Sumatera Barat (Sumbar) sebagai garda terdepan dalam penyebarluasan informasi di masa pandemi menerima vaksin COVID-19 di Padang, Rabu.
Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Sumbar John Nedy Kambang di Padang, Rabu, mengatakan vaksin COVID-19 bagi jurnalis adalah suatu keniscayaan, mengingat mobilitas jurnalis di lapangan sangat tinggi dan rawan terpapar virus corona jenis baru ini.
"Berawal dari ada satu dua orang jurnalis yang vaksinasi mandiri, sehingga kita dari IJTI menginisiasi untuk vaksin massal jurnalis dan pekerja pers hari ini," katanya.
Ia mengatakan saat ini terdaftar sekitar 165 jurnalis yang ikut. Namun, masih banyak jurnalis yang belum berkesempatan hari ini akan diupayakan vaksinasi massal jurnalis tahap berikutnya.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada Gubernur dan Wagub Sumbar, yang telah memfasilitasi dan hadir langsung melihat kami divaksin. Hal ini menambah semangat kami untuk divaksin," katanya.
Pada vaksinasi COVID-19 untuk jurnalis dan insan media di aula Kantor Gubernur Sumbar itu Ketua IJTI Sumbar, John Nedy Kambang menjadi jurnalis yang pertama divaksin.
Gubernur Sumbar Mahyeldi didampingi Wakil Gubernur Audy Joinaldy kepada wartawan menyampaikan apresiasi pada para jurnalis Sumbar yang mengikuti vaksinasi.
"Alhamdulillah bahwa saat ini minat vaksinasi warga Sumbar cukup tinggi dan untuk cadangan vaksin kita memang kurang akan kita koordinasikan terus dengan pusat," kata Mahyeldi.
Lebih lanjut ia berharap agar jurnalis mempublikasikan kepada masyarakat, bahwa vaksinasi COVID-19 adalah suatu keniscayaan untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
"Vaksinasi adalah suatu keniscayaan agar mata rantai penyebaran COVID-19 bisa diputus. Untuk itu saya berharap, kiranya kawan-kawan jurnalis dapat membantu menginformasikan kepada masyarakat, bahwa vaksinasi itu aman dan halal," katanya.
Ia mengajak jurnalis lawan informasi tentang vaksinasi COVID-19 yang tidak benar itu dengan informasi yang benar.
"Informasi yang tidak benar akan memunculkan ketakutan masyarakat untuk divaksin. Kalau masyarakat sudah ketakutan, tentu imunitas tubuh akan menurun dan itu tidak baik bagi kesehatan tubuh," kata Mahyeldi.
Sementara itu, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Sumbar Jasman menyatakan vaksinasi untuk jurnalis pekerja media dilakukan sesuai instruksi Presiden Jokowi yang menempatkan jurnalis media sebagai institusi penting untuk mendapatkan vaksin COVID-19.
Ia juga menyatakan usai vaksin tahap pertama, jurnalis tetap diminta disiplin menerapkan protokol kesehatan serta menjaga kondisinya karena masih ada vaksin kedua yang harus diterima jurnalis.
"Saya minta teman-teman tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan. Jangan sampai abaikan kondisi meski telah divaksin, karena masih belum sempurna dan butuh vaksin lanjutan," demikian Jasman.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Sumbar John Nedy Kambang di Padang, Rabu, mengatakan vaksin COVID-19 bagi jurnalis adalah suatu keniscayaan, mengingat mobilitas jurnalis di lapangan sangat tinggi dan rawan terpapar virus corona jenis baru ini.
"Berawal dari ada satu dua orang jurnalis yang vaksinasi mandiri, sehingga kita dari IJTI menginisiasi untuk vaksin massal jurnalis dan pekerja pers hari ini," katanya.
Ia mengatakan saat ini terdaftar sekitar 165 jurnalis yang ikut. Namun, masih banyak jurnalis yang belum berkesempatan hari ini akan diupayakan vaksinasi massal jurnalis tahap berikutnya.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada Gubernur dan Wagub Sumbar, yang telah memfasilitasi dan hadir langsung melihat kami divaksin. Hal ini menambah semangat kami untuk divaksin," katanya.
Pada vaksinasi COVID-19 untuk jurnalis dan insan media di aula Kantor Gubernur Sumbar itu Ketua IJTI Sumbar, John Nedy Kambang menjadi jurnalis yang pertama divaksin.
Gubernur Sumbar Mahyeldi didampingi Wakil Gubernur Audy Joinaldy kepada wartawan menyampaikan apresiasi pada para jurnalis Sumbar yang mengikuti vaksinasi.
"Alhamdulillah bahwa saat ini minat vaksinasi warga Sumbar cukup tinggi dan untuk cadangan vaksin kita memang kurang akan kita koordinasikan terus dengan pusat," kata Mahyeldi.
Lebih lanjut ia berharap agar jurnalis mempublikasikan kepada masyarakat, bahwa vaksinasi COVID-19 adalah suatu keniscayaan untuk memutus mata rantai penyebaran COVID-19.
"Vaksinasi adalah suatu keniscayaan agar mata rantai penyebaran COVID-19 bisa diputus. Untuk itu saya berharap, kiranya kawan-kawan jurnalis dapat membantu menginformasikan kepada masyarakat, bahwa vaksinasi itu aman dan halal," katanya.
Ia mengajak jurnalis lawan informasi tentang vaksinasi COVID-19 yang tidak benar itu dengan informasi yang benar.
"Informasi yang tidak benar akan memunculkan ketakutan masyarakat untuk divaksin. Kalau masyarakat sudah ketakutan, tentu imunitas tubuh akan menurun dan itu tidak baik bagi kesehatan tubuh," kata Mahyeldi.
Sementara itu, Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Provinsi Sumbar Jasman menyatakan vaksinasi untuk jurnalis pekerja media dilakukan sesuai instruksi Presiden Jokowi yang menempatkan jurnalis media sebagai institusi penting untuk mendapatkan vaksin COVID-19.
Ia juga menyatakan usai vaksin tahap pertama, jurnalis tetap diminta disiplin menerapkan protokol kesehatan serta menjaga kondisinya karena masih ada vaksin kedua yang harus diterima jurnalis.
"Saya minta teman-teman tetap disiplin menerapkan protokol kesehatan. Jangan sampai abaikan kondisi meski telah divaksin, karena masih belum sempurna dan butuh vaksin lanjutan," demikian Jasman.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021