Delapan siswa SMA/SMK di Singkawang Provinsi Kalimantan Barat mendapat kesempatan magang di Lapangan Terbang Semelagi milik PT Smart Cakrawala Aviation (SCA) di Kecamatan Singkawang Utara.
"Delapan siswa yang magang ini adalah berasal dari 4 sekolah seperti SMK Negeri 1, SMA Ignatius, SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Singkawang. Masing-masing sekolah mengirimkan siswanya sebanyak 2 orang untuk magang di Lapangan Terbang Semelagi Singkawang Utara," kata Direktur PT SCA Fransiskus di Singkawang, Kamis.
Dijelaskannya, magang yang dilakukan bertujuan untuk mengenali siswa mengenai teknisi pesawat. Apalagi selama ini, pihaknya cukup kesusahan untuk mencari engineer-engineer pesawat yang berasal dari Kalbar terutama Kota Singkawang.
Hal itu bukan dikarenakan tidak ada sumber daya manusia (SDM) nya, tetapi dikarenakan jalurnya belum ada sehingga mereka kesusahan untuk masuk ke jalur pesawat, terlebih pesawat itu sifatnya sangat eklusif.
"Bahkan saya sempat mendatangi SMK Negeri 1 Singkawang untuk mempertanyakan apakah ada siswa yang mengambil jurusan teknisi pesawat. Ternyata banyak siswa yang mengambil jurusan teknisi mobil dan kapal, karena untuk pesawat ini mereka melihat kesempatannya sangat jarang," tuturnya.
Pengambilan siswa Singkawang di teknisi pesawat ini, karena dia ingin anak-anak Singkawang bisa berjaya di bidang aviation.
"Kebetulan kita ada workshop untuk inspeksi pesawat Caravan dalam waktu tiga sampai empat hari, sehingga diambillah mereka agar bisa turut serta melihat dan mengetahui dasar-dasar teknisi pesawat," katanya.
Pihaknya sangat mendukung perkembangan aviation di Kalbar khususnya Singkawang, agar ke depannya ada anak-anak Singkawang yang bisa menjadi engineering pesawat.
"Ke depan kita juga mengharapkan ada pilot-pilot yang berasal dari Kalbar," tuturnya.
Setelah workshop inspeksi pesawat Caravan, pihaknya juga berencana akan menggelar workshop untuk helikopter dengan jangka waktu antara lima sampai enam bulan.
"Untuk workshop helikopter siswanya akan kita perbanyak. Kalau untuk workshop inspeksi pesawat Caravan siswanya kita batasi. Karena kalau kebanyakan dikhawatirkan ada siswa yang tidak berkesempatan untuk terjun langsung di bagian teknisinya," jelasnya.
Faransiskus mengungkapkan, inspeksi yang siswa lakukan ini adalah merupakan inspeksi besar mulai dari pencopotan baling-baling sampai pembongkaran mesin. Selain itu ada juga pelatihan membelah mesin.
"Intinya hampir total dari sisi mesin pesawat," ujarnya.
Pendamping siswa SMA Ignatius Singkawang, Daryono mengaku senang karena siswanya mendapat kesempatan untuk magang pada bagian teknisi pesawat di Lapangan Terbang Semelagi.
"Magang ini tentunya sangat berarti bagi siswa sehingga siswa punya pengetahuan lain di luar bidang atau jurusan," katanya.
Sementara siswa Kelas XI SMA Ignatius Singkawang, Valen mengaku senang karena berkesempatan untuk magang di Lapangan Terbang Semelagi.
"Kebetulan saya baru pertama kali melihat kondisi lapangan dan pesawat di Lapangan Terbang Semelagi sejak diresmikan tahun 2018," katanya.
Kesempatan magang ini pun tentunya tak akan dia sia-siakannya, karena akan menjadi bekal yang berguna apabila tamat sekolah.
"Minimal bisa menjadi dasar kita apabila bekerja di bagian mesin," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Delapan siswa yang magang ini adalah berasal dari 4 sekolah seperti SMK Negeri 1, SMA Ignatius, SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 3 Singkawang. Masing-masing sekolah mengirimkan siswanya sebanyak 2 orang untuk magang di Lapangan Terbang Semelagi Singkawang Utara," kata Direktur PT SCA Fransiskus di Singkawang, Kamis.
Dijelaskannya, magang yang dilakukan bertujuan untuk mengenali siswa mengenai teknisi pesawat. Apalagi selama ini, pihaknya cukup kesusahan untuk mencari engineer-engineer pesawat yang berasal dari Kalbar terutama Kota Singkawang.
Hal itu bukan dikarenakan tidak ada sumber daya manusia (SDM) nya, tetapi dikarenakan jalurnya belum ada sehingga mereka kesusahan untuk masuk ke jalur pesawat, terlebih pesawat itu sifatnya sangat eklusif.
"Bahkan saya sempat mendatangi SMK Negeri 1 Singkawang untuk mempertanyakan apakah ada siswa yang mengambil jurusan teknisi pesawat. Ternyata banyak siswa yang mengambil jurusan teknisi mobil dan kapal, karena untuk pesawat ini mereka melihat kesempatannya sangat jarang," tuturnya.
Pengambilan siswa Singkawang di teknisi pesawat ini, karena dia ingin anak-anak Singkawang bisa berjaya di bidang aviation.
"Kebetulan kita ada workshop untuk inspeksi pesawat Caravan dalam waktu tiga sampai empat hari, sehingga diambillah mereka agar bisa turut serta melihat dan mengetahui dasar-dasar teknisi pesawat," katanya.
Pihaknya sangat mendukung perkembangan aviation di Kalbar khususnya Singkawang, agar ke depannya ada anak-anak Singkawang yang bisa menjadi engineering pesawat.
"Ke depan kita juga mengharapkan ada pilot-pilot yang berasal dari Kalbar," tuturnya.
Setelah workshop inspeksi pesawat Caravan, pihaknya juga berencana akan menggelar workshop untuk helikopter dengan jangka waktu antara lima sampai enam bulan.
"Untuk workshop helikopter siswanya akan kita perbanyak. Kalau untuk workshop inspeksi pesawat Caravan siswanya kita batasi. Karena kalau kebanyakan dikhawatirkan ada siswa yang tidak berkesempatan untuk terjun langsung di bagian teknisinya," jelasnya.
Faransiskus mengungkapkan, inspeksi yang siswa lakukan ini adalah merupakan inspeksi besar mulai dari pencopotan baling-baling sampai pembongkaran mesin. Selain itu ada juga pelatihan membelah mesin.
"Intinya hampir total dari sisi mesin pesawat," ujarnya.
Pendamping siswa SMA Ignatius Singkawang, Daryono mengaku senang karena siswanya mendapat kesempatan untuk magang pada bagian teknisi pesawat di Lapangan Terbang Semelagi.
"Magang ini tentunya sangat berarti bagi siswa sehingga siswa punya pengetahuan lain di luar bidang atau jurusan," katanya.
Sementara siswa Kelas XI SMA Ignatius Singkawang, Valen mengaku senang karena berkesempatan untuk magang di Lapangan Terbang Semelagi.
"Kebetulan saya baru pertama kali melihat kondisi lapangan dan pesawat di Lapangan Terbang Semelagi sejak diresmikan tahun 2018," katanya.
Kesempatan magang ini pun tentunya tak akan dia sia-siakannya, karena akan menjadi bekal yang berguna apabila tamat sekolah.
"Minimal bisa menjadi dasar kita apabila bekerja di bagian mesin," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021