Kepala Dinas Kesehatan Kubu Raya, Marijan, mengatakan pihaknya siap untuk memanfaatkan data pada aplikasi geospasial dan WebGIS Kepong Bakol yang baru saja di luncurkan di kabupaten itu, khususnya untuk memantau pola penyebaran penyakit dan sebaran ibu hamil dan melahirkan.

"Kita bersyukur, karena dengan adanya aplikasi ini, akan banyak manfaat dari penerapan data melalui penerapan geospasial ini, misalnya mengenai kondisi prasarana kesehatan, jumlah tenaga kesehatan, pola penyebaran penyakit termasuk membantu pemantauan sebaran ibu hamil dan melahirkan yang juga ada di sistem sibunda," kata Marijan di Sungai Raya, Senin.

Dia mencontohkan, nantinya di dalam data geospasial itu akan terekam secara rinci daerah daerah mana saja di Kubu Raya yang memiliki angka kematian ibu dan anak yang masih tinggi, sehingga pihaknya bisa bergerak cepat untuk menangani agar kasus atau angka kematian ibu dan bayi bisa mian diminimalisir.

Terkait mengenai pemutakhiran data yang bisa dimanfaatkan sektor kesehatan dalam geoportal dan webGIS Kubu Raya, kata Marijan hal tersebut sangat mudah diketahui.

"Nantinya juga akan ada yang mengendalikan sistem geospasial ini di setiap desa. Untuk mendapatkan data yang update kita butuh data dari desa hingga ke tingkat RT/RW dan dusun," kata Marijan.

Sebagai perpanjangan tangan dalam memberikan pelayanan kesehatan, kata Marijan, di setiap desa juga terdapat satu hingga tiga Polindes.

"Jadi tenaga kesehatan yang ada di masing-masing Polindes ini nantinya juga akan bergerak untuk turut melakukan pemutakhiran data kesehatan di lapangan juga," tuturnya.

Nantinya tenaga kesehatan di setiap Polindes ini, kata Marijan, juga bisa melaporkan setiap data terbaru ke petugas desa yang telah ditunjuk dalam penerapan sistem geospasial ini. "Dan mereka akan jemput bola dalam melakukan pemutakhiran data ini," katanya.

Namun, secara umum terjadi penurunan angka kematian ibu dan anak di tahun 2019-2020. Begitu juga dengan kasus kekerdilan (stunting) di Kubu Raya dari tahun 2019-2020 terdapat penurunan dari sebelumnya sebesar 23,60 persen, saat ini turun menjadi 13,40 persen.

"Padahal pada RPJMD hingga tahun 2024 kita ditargetkan bisa menurunkan hingga 14 persen kasus kekerdilan dan alhamdulillah di tahun 2020 lalu angkanya sudah turun siginifikan," katanya.

Marijan menambahkan secara umum jika dibanding tahun 2019, maka pada tahun 2020 terdapat penurunan kasus kematian ibu dan anak di Kubu Raya meskipun tidak signifikan.*

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021