Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas) melakukan kunjungan ke Kalimantan Barat untuk meninjau potensi logam tanah jarang (LTH) yang mineralnya melekat dalam bauksit.

"Potensi bauksit terbesar di Indonesia ada di sini. Kalbar mempunyai potensi bauksit mencapai 66-67 persen dari keseluruhan bauksit yang ada di Indonesia," Kata Deputi pengkajian strategi Lemhannas RI, Reni Mayerni, di Pontianak, Kamis.

LTJ atau unsur tanah jarang adalah kumpulan 17 unsur kimia pada tabel periodik, terutama 15 lantanida ditambah skandium dan yttrium.

LTJ berada di residu atau limbah. Menurutnya limbah ada beberapa tingkatan yakni limbah ketika pencucian itu sudah ada LTJ dan ketika proses menjadi alumina dan diretmat, itu juga ada LTJ. Di masa depan itu adalah energi untuk pertahanan.

"LTJ sangat berguna untuk pertahanan, contohnya ada pesawat yang kehilangan radar karena LTJ, unsur radio aktif yang ada di situ yang menutupi radar, untuk fungsi pertahanan sangat luar biasa.

Reni menjelaskan khusus untuk Kalbar ini merupakan potensi yg sangat besar yg harus dikelola.

"Ini merupakan potensi besar bagi Kalbar, namun sampai hari ini belum ada peraturan untuk logam tanah jarang, yg ada hanya untuk pertambangan," ungkapnya.

Lemhannas melihat ini merupakan potensi yang sangat besar untuk masa depan jangan sampai nanti kita kehilangan potensi ini. Peluang besar bauksit bisa dimanfaatkan untuk radio aktif dan nuklir.

"Sangat disayangkan Kalbar banyak ekspor bauksit ke Cina, anehnya lagi bouksit itu hanya ditumpuk di sana, apakah itu penting bauksitnya atau sebarannya ada yang mereka cari yg lain kita belum bisa memastikan" ujarnya.

Kita baru menyadari sekarang betapa penting dan menguntungkannya bouksit ini.

"Kita baru sadar bahwa ada mineral potensial disamping yg di tambang. Ternyata kita punya potensi yg sangat besar," ungkapnya

Menurutnya bagaimana ke depannya tergantung kemauan bersama.

"Harus ada kolaborasi dari 3 pilar yaitu pemerintah, stakeholder terkait (swasta), dan perguruan tinggi. Perlu didorong dan kita harus sama-sama sadar akan pentingnya hal ini," tutupnya.

Pewarta: Dedi dan Evi Julianti

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021