Pontianak (Antara Kalbar) - Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat mengakui akses masyarakat terhadap air bersih masih berkisar 15 persen dari total penduduk.
"Rata-rata baru mencapai sebanyak itu akses untuk air bersih," kata Sekda Kalbar M Zeet Hamdy Assovie saat menerima Peserta Studi Strategis Dalam Negeri (SSDN) Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) ke-50 Lembaga Ketahanan Nasional di Pontianak, Senin.
Padahal, lanjut dia, Kalbar dikenal sebagai daerah seribu sungai. Bahkan, Kalbar mempunyai sungai terpanjang di Indonesia, Sungai Kapuas, panjangnya 1.143 kilometer.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalbar Jakius Sinyor mengatakan hingga 2012 akses air bersih untuk masyarakat perkotaan di Kalbar berkisar 49 persen.
Sedangkan sesuai target pembangunan milenium, pada tahun 2016 untuk masyarakat perkotaan akses air bersih mencapai 70 persen.
Sementara untuk masyarakat perdesaan, target akses air bersih mencapai 60 persen.
Namun Jakius Sinyor bertekad dalam sisa waktu tiga tahun angka pencapaian itu mampu mecapai target pembangunan milenium.
Ia mencontohkan untuk daerah perbatasan, ada sejumlah program peningkatan akses air bersih bagi masyarakat setempat.
"Di Aruk Sambas dan Entikong Sanggau, kapasitas instalasi pengolahan air ditingkatkan. Dari 20 liter menjadi 30 liter per detik," ujar Jakius Sinyor.
Sumber pendanaan, kata dia, berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Selain di Sanggau dan Sambas, layanan air bersih juga diperkuat di wilayah perbatasan di Kabupaten Bengkayang dan Sintang.