Pontianak (Antara Kalbar) - Tenaga Ahli Lembaga Ketahanan Nasional, Mayjen (TNI) Endang Hairudin menilai pembangunan di kawasan perbatasan masih terhambat ego sektoral di sejumlah kementerian.
"Ini setelah kami mendapat data dari pemerintah daerah, Kodam XII Tanjungpura, dan Kepolisian Daerah Kalimantan Barat," kata Endang Hairudin saat memimpin rombongan peserta Studi Strategis Dalam Negeri (SSDN) Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) Angkatan 50 Tahun 2013 Lemhanas ke Universitas Tanjungpura Pontianak, Selasa.
Ia mencontohkan untuk membangun jalan di kawasan perbatasan terhambat oleh hutan lindung, taman nasional dan sebagainya sehingga butuh izin dari kementerian terkait.
Sementara di daerah perbatasan, masyarakat setempat sangat membutuhkan infrastruktur untuk mempersingkat waktu tempuh dan pelayanan publik lainnya.
Sebanyak 26 peserta SSDN PPRA Angkatan 50 Lemhanas, dua diantaranya dari Singapura dan Aljazair, berkunjung ke Kalbar. Salah satu target kunjungan adalah ke Kecamatan Jagoi Babang, Kabupaten Bengkayang, yang letaknya di daerah perbatasan Indonesia - Malaysia di wilayah Kalbar, pada Rabu (18/9).
Mereka didampingi enam staf termasuk tenaga ahli dari Lemhanas. Para peserta berasal dari latar belakang yang berbeda seperti kepolisian, Kementerian Dalam Negeri, TNI, akademisi, kejaksaan, dan sebagainya.
Menurut Endang Hairudin, hasil tinjauan tersebut akan dibuat dalam sebuah laporan untuk disampaikan ke pimpinan Lemhanas, dalam hal ini Presiden.
"Selain itu, nantinya akan dijadikan bahan seminar nasional," ujar Endang Hairudin.
Ia menambahkan, kunjungan itu sekaligus untuk mengetahui sampai dimana pelaksanaan pembangunan nasional. "Bagaimana melihat secara umum, untuk meningkatkan kesejahteraan serta dari segi keamanan," katanya.
Setiap peserta akan mencari data-data yang ada disertai fakta dan melihat dari delapan aspek mencakup geografi, demografi, kekayaan sumber daya alam, ideologi. Kemudian dari segi politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan.
"Tujuannya, agar mereka memandang suatu masalah tidak hanya dari satu sisi saja, misalnya ekonomi belaka," kata dia.
Para peserta Lemhanas pada umumnya calon pemimpin sehingga mereka diharapkan dapat menyimpulkan suatu masalah secara komprehensif sebelum akhirnya mengambil sebuah keputusan terbaik.