Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kalimantan Barat melaunching ekspor serbuk kratom dari provinsi ini tujuan negara India, Jumat.

Pengiriman kratom dengan satu kontainer seberat tujuh ton itu disaksikan oleh Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdangan Kalbar, Bulyadi serta Ketua Kadin Kalbar Santyoso Tio. 

Ketua Kadin Kalbar Santyoso Tio di Pontianak, Jumat, mengatakan tanaman kratom adalah salah satu komoditas yang mampu menghidupi masyarakat di daerah pada masa pandemi ini. Apalagi, menurut dia, kebanyakan pelaku kratom adalah petani lokal yang tergolong UMKM. 

"Tanaman ini hidupnya di hutan-hutan, kemudian petani lokal kemudian memanennya, dan yang dipanen juga hanya daun, dan pohonnya tetap lestari dan daunnya tumbuh terus. Dari segi ekonomi sangat membantu petani lokal kita, sedangkan untuk lingkungan juga bagus," katanya.

Pihaknya juga mendukung para UMKM hingga eksportir Kalbar untuk terus meningkatkan produksi tanaman ini dan mencari pasar seluas-luasnya. "Tentu kalau volume dan nilainya terus naik akan mempengaruhi ekonomi Kalbar secara keseluruhan. Multiplier effectnya juga akan kemana-mana, sehingga ekonomi kita bergairah. Apalagi tahun ini ekonomi kita mulai pulih setelah tahun lalu babak belur karena pandemi COVID-19," katanya.

Sementara itu, eksporter paket serbuk kratom, Rudyzar Zaidar Mochtar menyebutkan India adalah negara baru yang menjadi importir kratom asal Kalbar, menyusul negara-negara tujuan lainnya dari Amerika, Eropa dan Asia.

"Permintaan dari India mulai meningkat, dan di sana olahan kratom dilegalkan pemerintahnya dan dijadikan bahan baku untuk minuman kesehatan dan minuman berenergi berskala industri. Tentu ini menjadi angin segar bagi kita untuk meningkatkan produksi, dan membawa manfaat baik bagi para petani kita, dimana kratom di Kalbar ini mayoritas dikelola oleh masyarakat lokal atau petani tradisional," ujarnya.

Hanya saja, kata dia, kendati volume pengiriman kratom terus meningkat membuat perubahan harga di tingkat lokal. "Semakin banyak permintaan tentu produksi kian banyak dan harga menyesuaikan dan ditambah lagi pengaruh musim dan cuaca. Saat ini harga remahan daun kratom di tingkat lokal tinggal Rp20 ribu per kilogram atau jauh lebih rendah dibanding tahun-tahun sebelumnya," kata dia.

Kratom sendiri, lanjut dia, memiliki banyak kegunaan, di negara-negara tersebut, olahan tanaman bernama mitragyna speciosa banyak digunakan untuk pembuatan obat penghilang nyeri. Selain itu, di sana, tepung kratom diolah menjadi berbagai macam produk lainnya, seperti kosmetik berupa sabun dan lotion spa. Dalam olahan lain kratom diubah menjadi minuman kesehatan, dan banyak juga yang dimanfaatkan sebagai bahan untuk aroma terapi dan pembuatan dupa atau hio.

Sekretaris Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kalbar Bulyadi menyebut, pihaknya mendukung penuh ekspor komoditas kratom, apalagi komoditas ini bersentuhan langsung dengan ekonomi kerakyatan, dan tanaman ini  memang berasal atau endemik dari Kalbar, utamanya Kapuas Hulu.

Sedangkan negara lain sudah membudidayakan dan mengembangkan tanaman ini.
Pemrpov Kalbar sendiri, terus berupaya agar kratom bisa menjadi andalan baru untuk ekonomi masyarakat Kalbar, katanya.

"Bentuk dukungan Pemprov Kalbar, yakni dengan mendorong penelitian terkait manfaat tanaman yang akrab sebagai obat tradisional di masyarakat. Gubernur sendiri menaruh perhatian besar untuk kratom ini. Kita ingin ada penelitian komprehensif sehingga bisa menjadi dasar bagi kebijakan bagi industri kratom di tingkat nasional, karena melihat potensi dan manfaatnya yang besar bagi ekonomi masyarakat," katanya.


 

Pewarta: Andilala

Editor : Andilala


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021