Kasus konfirmasi positif COVID-19 di Kabupaten Sekadau melonjak dan satu pasien asal Tapang Semadak meninggal dunia. Dinkes Sekadau prediksi angka akan bertambah karena tiap puskesmas aktif melakukan pelacakan.

"Dengan kasus meninggal terakhir merupakan warga desa Tapang Semadak yang berusia lanjut dan memiliki penyakit penyerta. Sementara untuk jumlah kasus positif COVID-19, berdasarkan hasil swab PCR sebanyak 32 kasus, dan berdasarkan swab antigen yang dilaksanakan di Puskesmas maupun secara mandiri di Klinik Anugerah yang sudah terdata sebanyak 12 kasus," ungkap Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sekadau, Henry Alpius, Selasa  (20/4).

Jumlah tersebut lanjut Rajoi sapaan akrabnya, diperkirakan akan kembali bertambah mengingat saat ini tiap puskesmas aktif melakukan pelacakan bagi masyarakat yang kontak erat dengan pasien COVID-19 dimana masih ada 205 orang yang juga masih menunggu hasil pemeriksaan swab PCR.

"Sementara dari 32 itu ada kluster di Tapang Semadak, di Tapang Semadak terus  dilakukan swab antigen dan ada penambahan positif. Untuk jumlah positif terbanyak di kecamatan Sekadau Hilir yang terbagi di SP3 Trans, dan kluster Simpang empat kayu lapis," terangnya.

Dia menuturkan lebih lanjut, untuk di Simpang empat kayu lapis atau Tapang Semadak yang merupakan kluster pernikahan. Sebelumnya ada satu keluarga yang mengadakan pesta pernikahan di barak salah satu perusahaan di wilayah Simpang Empat Kayu Lapis dan dihadiri tamu dari berbagai tempat termasuk dari Kabupaten Sintang.

"Kluster SP3 Trans berasal dari satu kasus konfirmasi positif yang meninggal dunia dan dilakukan pelacakan sehingga ditemukan 14 orang yang terpapar dengan gejala yang lebih ringan dan tidak ada dirawat di RSUD Sekadau, dan yang banyak dirawat dari Tapang Semadak, dan yang meninggal hari ini dari Tapang Semadak dengan usia lanjut dan memiliki penyakit penyerta," lanjut dia.

Rajoi juga mengatakan jika saat ini jumlah pasien di ruang isolasi RSUD Sekadau mencapai 7 orang dan bisa saja terjadi penambahan. Sedangkan untuk di rumah singgah, belum ada pasien yang dirawat, tetapi rata-rata melaksanakan isolasi mandiri di rumah dengan pengawasan dari puskesmas setempat.

"Kenaikan kasus ini terjadi sejak satu minggu terakhir, dimana tingkat kejenuhan masyarakat dan kendornya penerapan protokol kesehatan mulai terjadi," ungkap dia.

Pewarta: Gansi

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021