Kadis Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalbar, Herti Herawati mengatakan tingkat konsumsi ikan masyarakat di Kalbar mencapai 40 kg/orang per tahun.
"Untuk di daerah Kota Pontianak dan pesisir lainnya angka cukup tinggi. Sedangkan di luar itu yang perlu kita dorong untuk gemar makan ikan,” ujarnya saat Safari Gemarikan di Pontianak, Jumat.
Ia mengatakan masyarakat Kalbar dipastikan suka makan ikan. Hanya perlu lebih kreatif dalam menggali untuk menjadi produk olahan ikan yang digemari semua kalangan.
“Kemudian yang penting juga menyediakan ikan yang murah. Sehingga terjangkau," katanya.
Untuk ikan tangkap, tambahnya, memang terkendala dengan cuaca seperti sejak Desember 2020 – Maret 2021 cuaca kurang baik sehingga ikan mahal. Untuk itu budidaya ikan penting seperti untuk ikan lele dan nila.
Ia mengatakan di Kabupaten Sintang terutama jenis ikan baung atau air tawar daerah itu sangat digemari sehingga harga tinggi terutama yang tidak lagi musim.
“Ikan baung di Sintang selalu memberikan kontribusi terhadap inflasi daerah itu. Nah itu juga menjadi perhatian terutama tidak saat musim. Kalau lagi musim berlimpah dan murah. Kalau tidak musim itu mahal sehingga butuh tempat pembeku,” katanya.
Ikan semah di Kapuas Hulu saat ini juga menjadi perhatian pihaknya karena sangat potensial untuk dibudidayakan karena harga sangat mahal di mana 1 kilogram mencapai Rp900 ribu.
“Kalau dijual di Malaysia dalam bentuk beku bisa mencapai Rp2 juta per kilogram ikan semah itu. Ikan tersebut tentu menjadi pengungkit ekonomi masyarakat,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Untuk di daerah Kota Pontianak dan pesisir lainnya angka cukup tinggi. Sedangkan di luar itu yang perlu kita dorong untuk gemar makan ikan,” ujarnya saat Safari Gemarikan di Pontianak, Jumat.
Ia mengatakan masyarakat Kalbar dipastikan suka makan ikan. Hanya perlu lebih kreatif dalam menggali untuk menjadi produk olahan ikan yang digemari semua kalangan.
“Kemudian yang penting juga menyediakan ikan yang murah. Sehingga terjangkau," katanya.
Untuk ikan tangkap, tambahnya, memang terkendala dengan cuaca seperti sejak Desember 2020 – Maret 2021 cuaca kurang baik sehingga ikan mahal. Untuk itu budidaya ikan penting seperti untuk ikan lele dan nila.
Ia mengatakan di Kabupaten Sintang terutama jenis ikan baung atau air tawar daerah itu sangat digemari sehingga harga tinggi terutama yang tidak lagi musim.
“Ikan baung di Sintang selalu memberikan kontribusi terhadap inflasi daerah itu. Nah itu juga menjadi perhatian terutama tidak saat musim. Kalau lagi musim berlimpah dan murah. Kalau tidak musim itu mahal sehingga butuh tempat pembeku,” katanya.
Ikan semah di Kapuas Hulu saat ini juga menjadi perhatian pihaknya karena sangat potensial untuk dibudidayakan karena harga sangat mahal di mana 1 kilogram mencapai Rp900 ribu.
“Kalau dijual di Malaysia dalam bentuk beku bisa mencapai Rp2 juta per kilogram ikan semah itu. Ikan tersebut tentu menjadi pengungkit ekonomi masyarakat,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021