Pontianak (Antara Kalbar) - Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Kalimantan Barat, Gatot Rudiyanto mengatakan, Kalbar mendapatkan 15 tenaga penyuluh perikanan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI tahun ini.
"Tahun ini, Kalbar mendapatkan 15 orang tenaga penyuluh perikanan dari pemerintah pusat melalui kementerian terkait. Karena alokasinya dari pusat, kita tidak bisa merekrut sendiri untuk tenaga penyuluhnya," kata Gatot, di Pontianak, Rabu.
Meski demikian, pihaknya tetap akan meminta kepada kementerian terkait, untuk penambahan tenaga penyuluh perikanan tersebut. Karena dengan besarnya potensi perikanan dan kondisi geografis yang ada di Kalbar, mengharuskan provinsi itu memiliki lebih banyak tenaga penyuluh.
"Kalau jumlahnya cuma 15, jelas masih kurang, makanya akan tetap kita ajukan lagi. Kita harapkan, melalui kegiatan Sail Karimata pada tahun 2016 nanti, bisa menjadi ajang promosi bagi Kalbar untuk menunjukkan potensi perikanan kita," tuturnya.
Melalui kegiatan tersebut, dia berharap Kalbar bisa membuka berbagai akses informasi baik kepada pemerintah pusat, maupun kepada investor asing, untuk melihat besarnya potensi perikanan di Kalbar.
"Peluang ini harus kita manfaatkan dengan baik dan akan kita jadikan ajang unjuk potensi perikanan yang ada di Kalbar. Makanya kita harus mempersiapkan diri sebaik mungkin, agar kesempatan ini tidak sia-sia," katanya.
Sebelumnya, Kepala Bappeda Provinsi Kalimantan Barat, Ahi, MT pada acara Rapat Koordinasi Awal Sail Karimata 2016 mengatakan, adapun tujuan dari Sail adalah untuk membuat model percepatan pembangunan daerah kepulauan dan daerah terpencil.
Juga menggalang keterpaduan, sinergi program dan anggaran lintas kementerian dan lembaga serta daerah dalam rangka pelaksanaan pembangunan serta mewujudkan kesejahteraan rakyat secara berkelanjutan, mempromosikan lokasi kegiatan sebagai tujuan wisata nasional dan internasional.
"Kita harapkan, melalui peluang ini tidak hanya dapat menambah tenaga penyuluh perikanan di Kalbar, tetapi lebih kepada percepatan proses pembangunan di daerah terpencil," kata Ahi.
(KR-RDO)