Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji memastikan ketersediaan stok oksigen di provinsi itu aman setelah pihaknya memesan oksigen dari beberapa perusahaan yang di datangkan, baik dari Jakarta, Batam mau pun Malaysia.

"Kemarin kami sudah mengupayakan untuk memesan oksigen dari beberapa perusahaan, baik dalam dan luar negeri. Hari ini stok oksigen tersebut mulai berdatangan dan dipastikan Kalbar tidak akan ada kendala lagi untuk ketersediaan oksigen," kata Sutarmidji di Pontianak, Kamis.

Dia menjelaskan, Kalbar mendapatkan stok oksigen dari Jakarta dan akan datang di Pelabuhan Pontianak pada hari ini dengan jumlah dua isotank untuk 4.000 tabung.

"Hari ini jam 2 siang datang dari Jakarta, sekitar 2 isotank sekitar 4.000 tabung. Besok dari Batam 800 tabung dengan 2 isotank sekitar 4.000 tabung dari Kucing juga dalam proses dan semoga tidak ada halangan bisa segera sampai ke sini," tuturnya.

Sutarmidji menjelaskan, dalam satu hari, seluruh rumah sakit yang ada di Kalbar memerlukan 3.000 tabung oksigen, sehingga dengan adanya kerja sama dari beberapa perusahaan, diharapkan kebutuhan oksigen bagi rumah sakit dan masyarakat di Kalbar tidak lagi mengalami masalah.

"Saat ini, yang melaporkan kekosongan oksigen adalah rumah sakit Sambas. Untuk itu, saya sudah minta Walikota Singkawang agar mengirim stok oksigen ke Kabupaten Sambas sebanyak 10 tabung dan akan kami ganti secepatnya," katanya.

Menurut Sutarmidi, seharusnya pihak rumah sakit bisa memperkirakan stok dan kebutuhan oksigen per hari, sehingga jika stok kosong, bisa segera di penuhi. Selain itu, menurutnya, kurangnya komunikasi yang baik antara pihak RS dan pemasok oksigen mengakibatkan pihak perusahaan penyedia oksigen lebih mengutamakan RS lainnya yang memesan terlebih dahulu.

"Harusnya antisipasi dilakukan juga oleh kepala daerah agar stok oksigen tetap tersedia. Dari lima distributor yang ada, hanya dua distributor di Kalbar yang aktif. Kemungkinan ini pikiran jelek saya, harga di RS jauh lebih murah dibandingkan harga industri," ujarnya.

Saat ini, katanya, selain RS Kabupaten Sambas, RSUD Kabupaten Mempawah dan Sekadau juga mengalami kekurangan pasokan oksigen.

"Sekadau banyak obat dengan banyak kasus, namun obat tidak didistribusikan dengan baik dan 12 hari yang lalu Kalbar sudah memulai vaksin, termasuk pelajar. Jika door to door memungkinkan tenaganya ada, saya ingin vaksin dilakukan," katanya.

Sementara Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar Harisson menegaskan jika pihaknya selalu mengingatkan kepada pihak RS untuk tidak menolak pasien. Karena kewajiban rumah sakit adalah melayani masyarakat, apa pun kondisinya.

"Jadi saya harapkan tidak ada lagi kasus RSUD yang menolak pasien dengan alasan apa pun," tuturnya.

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021