Tim pemakaman COVID-19 Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumatera Selatan kekurangan personel yang hanya berjumlah sembilan orang sehingga menghambat proses penguburan jenazah jika terjadi lonjakan kasus warga meninggal dunia akibat terpapar virus corona.

"Seperti saat proses pemakaman jenazah COVID-19 beberapa waktu lalu sempat tertunda selama berjam-jam akibat kekurangan petugas pemakaman," kata Koordinator Pemakaman Jenazah COVID-19 Ogan Komering Ulu (OKU), Darman Safei di Baturaja, Sabtu.

Menurut dia, lonjakan kasus COVID-19 meninggal dunia sejak beberapa hari terakhir membuat petugas pemakaman kewalahan melakukan penguburan jenazah karena kekurangan jumlah personel.

Kasus meninggal dunia yang terjadi hampir setiap hari membuat petugas tidak memiliki jeda waktu untuk memakamkan jenazah sesuai standar protokol kesehatan.

Oleh sebab itu, ia mendesak agar Pemkab OKU melalui dinas terkait melakukan penambahan personel agar proses pemakaman jenazah COVID-19 berjalan maksimal.

"Saat ini tim pemakaman COVID-19 di OKU hanya sembilan orang, sedangkan angka kematian terus meningkat. Jadi kami minta penambahan personel," tegasnya.

Selain itu, pihaknya juga meminta tambahan pakaian Alat Pelindung Diri (APD) sebagai cadangan untuk digunakan saat memakamkan jenazah yang terpapar virus corona.

Sementara itu, Kasi Pemakaman COVID-19 Dinas Sosial Kabupaten OKU, Yusiwan secara terpisah mengaku keterlambatan proses pemakaman jenazah beberapa waktu lalu terjadi karena meningkatkan kasus kematian sehingga ada jeda waktu bagi petugas untuk memakamkan pasien yang terpapar virus corona.

"Jadi, untuk petugas pemakaman tidak kurang. Hanya saja beberapa hari terakhir memang terjadi lonjakan kasus meninggal dunia sehingga ada jeda proses pemakaman jenazah," tegas dia.

Berdasarkan data dari Satgas COVID-19 Kabupaten OKU per 29 Juli 2021 angka kematian akibat virus corona di wilayah itu mencapai 56 orang dengan kasus aktif sebanyak 88 kasus.


 

Pewarta: Edo Purmana

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021