Juru Bicara Vaksinasi Kementerian Kesehatan dr. Siti Nadia Tarmizi mengatakan meminta pemerintah daerah agar lebih giat melakukan sosialisasi dan edukasi tentang vaksin COVID-19 dengan melibatkan tokoh agama dan tokoh masyarakat.
Melalui siaran pers, Jakarta, Minggu, Nadia mengatakan, upaya itu diperlukan untuk memberikan pemahaman lebih terhadap bahaya COVID-19 dan pentingnya vaksinasi.
"Masih saja ada informasi-informasi tidak benar atau hoaks seputar vaksin dan vaksinasi. Masyarakat kami minta untuk menyaring seluruh informasi yang diterima dan jangan langsung percaya dan menyebarluaskannya," tegas Nadia.
Dia mengatakan pemerintah mengoptimalkan semua langkah untuk percepatan penyebarluasan vaksin ke seluruh daerah di Indonesia sehingga bisa menyentuh sampai masyarakat terpencil dan terluar.
Menurut Nadia, hingga saat ini masih ada sejumlah daerah dan target sasaran yang capaiannya rendah.
Nadia mengajak pihak daerah untuk menyusun strategi sesuai dengan permasalahan atau hambatan spesifik di daerah masing-masing dalam percepatan vaksinasi.
Kedatangan vaksin tahap 81 sebanyak 453.960 dosis vaksin Pfizer langsung didistribusikan ke tujuh provinsi di Kalimantan dan Sumatera.
"Vaksin tahap 81 mendarat di Jakarta pada Jumat 1 Oktober 2021. Setelah transit di Jakarta, vaksin langsung diberangkatkan ke 7 provinsi di Indonesia. Tentu saja dalam seluruh proses tersebut diterapkan jalur distribusi rantai dingin dengan suhu di bawah -70 derajat Celsius guna menjaga kualitas vaksin Pfizer," katanya.
Nadia menjelaskan tujuh provinsi tersebut adalah Kalimantan Barat (Pontianak), Kalimantan Utara melalui Berau, Kalimantan Timur (Samarinda), Kalimantan Tengah (Palangkaraya), Sumatera Barat (Padang), Sumatera Selatan (Palembang), serta Bangka Belitung (Pangkal Pinang).
Menurut Nadia, kedatangan vaksin secara kontinu ke Indonesia menunjukkan bahwa stok vaksin di Tanah Air aman dan mencukupi. Pemerintah optimistis dapat mencapai target vaksinasi 70 persen masyarakat Indonesia pada akhir 2021.
Meski Indonesia termasuk 10 besar negara dengan jumlah vaksinasi tertinggi di dunia, program vaksinasi tidak boleh mengendur. "Karena itu, pemerintah mengajak seluruh masyarakat segera vaksinasi, tidak perlu pilih-pilih vaksin karena semua vaksin aman dan berkhasiat," ujar Nadia.
Seiring upaya percepatan vaksinasi, pemerintah juga mengingatkan masyarakat untuk tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan. Hal ini diperlukan karena vaksin bukanlah satu-satunya benteng perlindungan dari COVID-19.
"Kita bersyukur Indonesia dipuji dunia karena kecepatan penurunan penularan juga kecepatan vaksinasi. Pujian dari berbagai pihak menandakan langkah Indonesia sudah tepat, namun perlu terus kita tingkatkan dan optimalkan dengan dukungan dan peran serta seluruh elemen bangsa," pesan Nadia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
Melalui siaran pers, Jakarta, Minggu, Nadia mengatakan, upaya itu diperlukan untuk memberikan pemahaman lebih terhadap bahaya COVID-19 dan pentingnya vaksinasi.
"Masih saja ada informasi-informasi tidak benar atau hoaks seputar vaksin dan vaksinasi. Masyarakat kami minta untuk menyaring seluruh informasi yang diterima dan jangan langsung percaya dan menyebarluaskannya," tegas Nadia.
Dia mengatakan pemerintah mengoptimalkan semua langkah untuk percepatan penyebarluasan vaksin ke seluruh daerah di Indonesia sehingga bisa menyentuh sampai masyarakat terpencil dan terluar.
Menurut Nadia, hingga saat ini masih ada sejumlah daerah dan target sasaran yang capaiannya rendah.
Nadia mengajak pihak daerah untuk menyusun strategi sesuai dengan permasalahan atau hambatan spesifik di daerah masing-masing dalam percepatan vaksinasi.
Kedatangan vaksin tahap 81 sebanyak 453.960 dosis vaksin Pfizer langsung didistribusikan ke tujuh provinsi di Kalimantan dan Sumatera.
"Vaksin tahap 81 mendarat di Jakarta pada Jumat 1 Oktober 2021. Setelah transit di Jakarta, vaksin langsung diberangkatkan ke 7 provinsi di Indonesia. Tentu saja dalam seluruh proses tersebut diterapkan jalur distribusi rantai dingin dengan suhu di bawah -70 derajat Celsius guna menjaga kualitas vaksin Pfizer," katanya.
Nadia menjelaskan tujuh provinsi tersebut adalah Kalimantan Barat (Pontianak), Kalimantan Utara melalui Berau, Kalimantan Timur (Samarinda), Kalimantan Tengah (Palangkaraya), Sumatera Barat (Padang), Sumatera Selatan (Palembang), serta Bangka Belitung (Pangkal Pinang).
Menurut Nadia, kedatangan vaksin secara kontinu ke Indonesia menunjukkan bahwa stok vaksin di Tanah Air aman dan mencukupi. Pemerintah optimistis dapat mencapai target vaksinasi 70 persen masyarakat Indonesia pada akhir 2021.
Meski Indonesia termasuk 10 besar negara dengan jumlah vaksinasi tertinggi di dunia, program vaksinasi tidak boleh mengendur. "Karena itu, pemerintah mengajak seluruh masyarakat segera vaksinasi, tidak perlu pilih-pilih vaksin karena semua vaksin aman dan berkhasiat," ujar Nadia.
Seiring upaya percepatan vaksinasi, pemerintah juga mengingatkan masyarakat untuk tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan. Hal ini diperlukan karena vaksin bukanlah satu-satunya benteng perlindungan dari COVID-19.
"Kita bersyukur Indonesia dipuji dunia karena kecepatan penurunan penularan juga kecepatan vaksinasi. Pujian dari berbagai pihak menandakan langkah Indonesia sudah tepat, namun perlu terus kita tingkatkan dan optimalkan dengan dukungan dan peran serta seluruh elemen bangsa," pesan Nadia.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021