Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Singkawang, Kalimantan Barat, Asmadi mengatakan segera dilakukan perbaikan  SDN 23 dan SMPN 4 Singkawang dengan memanfaatkan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) bidang pendidikan.

Revitalisasi kedua sekolah tersebut merupakan wujud komitmen Wali Kota-Wakil Wali Kota Singkawang agar terimplementasinya Sekolah Unggulan, katanya di Singkawang, Kamis.

Revitalisasi dua sekolah merealisasikan amanah UU Sistem Pendidikan Nasional akan menjadi sekolah rujukan sekaligus percontohan baik untuk pengembangan SDM pendidik dan tenaga kependidikan ke depannya.

"Sehingga revitalisasi sekolah-sekolah ini nantinya menjadi pilot project bagi sekolah-sekolah lainnya di Singkawang karena Kota Singkawang sebagai destinasi wisata dan sekaligus salah satu daerah sebagai barometer pelaksanaan pendidikan di Kalbar sudah sepantasnya ditunjang adanya sekolah unggulan," ujarnya.

Sekolah unggulan ini diharapkan menjadi rujukan sekolah-sekolah lainnya di Kota Singkawang, mulai studi banding guru, siswa maupun rujukan sekolah baik di Singkawang, Kalbar bahkan Nasional.

"Sehingga akan memiliki multi efek bagi wisata dan perdagangan Singkawang," ungkapnya.

Sementara itu, Ketua Dewan Pendidikan Kota Singkawang, Helmi Fauzi mengapresiasi gebrakan Wali Kota Singkawang guna mempercepat pembangunan terutama meningkatkan layanan pendidikan dengan membangun sekolah unggulan, meski di masa pandemi COVID-19 sekarang ini.

"Karena dengan dana PEN yang dipinjam Pemkot Singkawang ke pusat, dapat memberikan pelayanan dan pembangunan yang baik kepada masyarakat khususnya yang terdampak pandemi COVID-19. Bicara soal pendidikan terdapat tiga aspek pendukung untuk meningkatkan mutu pendidikan, dimana tiga aspek itu, infrastruktur (sarana dan prasarana), aspek personalia (guru dan tenaga kependidikan) dan aspek proses pembelajaran," kata Helmi.

Menurutnya, tiga elemen substansif jika maksimal maka outputnya juga akan optimal. Demi menunjang hal tersebut maka dibutuhkan dukungan finansial.

Dimana sumbernya bisa saja bwrasal dari keuangan negara (APBN), lokal Budget (APBD), Partisipasi Publik berupa CSR (tanggung jawab sosial pihak ketiga) atau orangtua murid.

"Jika semua aspek berkolaboratif maka apa yang menjadi harapan meningkatnya mutu pendidikan akan dapat tercapai," ujarnya.

Melihat pemanfaatan Dana PEN yang dipinjam Pemkot Singkawang khususnya di bidang pendidikan tersebut, maka aspek infrastuktur menurutnya sudah tercapai.

Karena sarana dan prasarana pastilah terbangun maksimal. Sehingga hal ini akan menunjang dua aspek lainnya.

Menurutnya, di era industri 5.0, maka sudah seharusnya Kota Singkawang memiliki sekolah unggulan yang mengarah ke pembelajaran digital.

"Revitalisasi dua sekolah (SDN 23 dan SMPN 4) bisa menjadi pilot project dalam pengembangan dan peningkatan pembelajaran digital tersebut," tuturnya.

Pembelajaran digital inilah yang akan menggantikan ke depannya pembelajaran konvensional, seperti di negara maju seperti Australia dan Amerika yang sudah memulai sejak tahun 1990.

Dengan revitalisasi dua sekolah tersebut nantinya pembejalaran digital akan menjadi menu utama dan biasa bagi siswa dan murid nantinya apalagi di era pandemik yang tidak bisa diprediksi sampai kapan baru usai.
 

Pewarta: Rendra Oxtora

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021