Pekerjaan rehabilitasi gedung  SDN 13  Sungai Kecil Simpang Hilir bernilai Rp3 miliar lebih sudah habis kontrak pada 10 Oktober 2021  namun  progres pembangunan  baru diperkirakan mencapai 40  persen.

"Mulai kontrak pekerjaan Maret sampai Oktober, kita rasa itu sangat cukup, tapi mereka beralasan ada masalah itu (pembongkaran), Ini kita lihat ada kelalaian mereka juga . Kalau memang  ada adendum, kan perlu perpanjang  waktu lagi. Itupun kita lihat (progres pekerjaan) baru sekitar 40 persen," kata  anggota  Komisi 1 DPRD  Kayong Utara  Dedy Effendy saat meninjau langsung SDN 13 Sungai Kecil, yang berada di Desa Pemangkat, Kecamatan Simpang Hilir.

Akibat terbengkalainya pekerjaan yang menggunakan Dana Alokasi Khusus (DAK) itu membuat  Pembelajaran Tatap Muka (PTM) tidak  bisa dilakukan di sekolah tersebut melainkan di rumah guru  yang mengajar di sekolahan.
 
Pembangunan gedung SDN 13 Sungai Kecil Simpang Hilir (ANTARA/Ho)


"Kita ingin mengecek sesuai pemberitaan  yang ada untuk ke lapangan langsung. Setelah melihat langsung, tentu  sangat disayangkan karena pelaksana tidak menyelesaikan tepat waktu, ini menjadi kerugian juga  besar bagi kita, apalagi proses belajar tatap muka saat ini sudah dimulai," terang  Dedi Effendy,

Ditambahkannya, berdasarkan kontrak kerja dari tanggal  15 Maret  2021 hingga 10 Oktober 2021  seharusnya  pihak pelaksana memiliki waktu yang cukup panjang untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. Namun hingga kontrak habis per tanggal 10 Oktober, pekerjaan pembangunan sekolah SDN 13 Sungai Kecil saat ini diperkirakan baru mencapai 40 persen.

Pembangunan gedung SDN 13 Sungai Kecil ini diketahui bersumber dana APBN Murni 2021 dengan pagu pekerjaan Rp3 miliar lebih, yang dimenangkan oleh PT Debitindo Jaya.

Pewarta: RIzal

Editor : Admin Antarakalbar


COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021