Pontianak (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalimantan Barat mencatat Kabupaten Kayong Utara mengalami inflasi tertinggi di Kalbar pada Januari 2025 di mana inflasi di kabupaten tersebut mencapai 0,90 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,95, tertinggi dibandingkan daerah lain di provinsi ini.
"Secara keseluruhan, Kalbar mengalami inflasi year on year (y-o-y) sebesar 0,15 persen dengan IHK 105,57. Sementara itu, Kota Pontianak mencatat inflasi terendah sebesar 0,02 persen dengan IHK 105,12," kata Kepala BPS Kalbar, Muh. Saichudin, di Pontianak, Senin.
Muhammad Saichudin menyampaikan, di sisi lain, Kabupaten Sintang justru mengalami deflasi sebesar 0,12 persen dengan IHK 104,33.
"Inflasi di Kayong Utara disebabkan oleh kenaikan harga di beberapa kelompok pengeluaran utama, di antaranya makanan, minuman, dan tembakau naik 3,50 persen, kemudian Pakaian dan alas kaki naik 1,39 persen, kesehatan naik 0,79 persen, transportasi naik 0,38 persen, rekreasi, olahraga, dan budaya naik 0,48 persen, Pendidikan naik 2,88 persen, penyediaan makanan dan minuman/restoran naik 1,11 persen dan perawatan pribadi dan jasa lainnya naik 3,16 persen," tuturnya.
Namun, terdapat dua kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks, yakni Perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga turun 11,70 persen dan informasi, komunikasi, jasa keuangan turun 0,28 persen.
"Sementara itu, kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga tidak mengalami perubahan indeks," katanya.
Secara bulanan, lanjut Saichudin, Kalimantan Barat mengalami deflasi sebesar 1,17 persen pada Januari 2025. Deflasi year to date (y-to-d) juga tercatat sebesar 1,17 persen.
"Kami berharap data ini dapat menjadi acuan bagi pemerintah daerah dalam menyusun kebijakan ekonomi guna menjaga kestabilan harga dan daya beli masyarakat, khususnya di daerah dengan tingkat inflasi tinggi seperti Kayong Utara," katanya.