Pemerintah Kayong Utara melalui Dinas Pertanian dan Pangan Kayong Utara kabupaten setempat menyatakan siap membantu petani yang gagal panen dampak bencana banjir di kabupaten itu.
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kayong Utara Wahono di Sukadana, Rabu, mengatakan siap membantu petani di Dusun Sidorejo, Desa Sedahan Jaya, Kecamatan Sukadana yang terancam gagal tanam dan panen akibat padi mereka yang rusak dampak terendam banjir.
"Kami hanya bisa bantu pembinaan penyuluhan sementara untuk fisiknya hanya ada di Dinas PUPR, kalau pertanian sifatnya penyuluhan dan pembinaan saja," ujarnya.
Menurut dia, tanam padi yang terendam banjir dalam waktu lama sangat mempengaruhi perkembangan tanaman yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat tersebut dan solusi terbaik menurutnya melakukan normalisasi saluran air yang masuk ke persawahan petani setempat.
"Sudah pasti dampaknya ke produktifitas panen akan turun, bahkan bisa gagal panen kalau terendam banjir terlalu lama," ujarnya.
Dinas Pertanian dan Pangan Kayong Utara mencatat, sebanyak 20 kelompok tani di Desa Sedahan Jaya yang selama ini selalu mendapatkan pembinaan dan pemberdayaan, namun keterbatasan kewenangan dan anggaran menjadi persoalan utama sehingga pihaknya tidak bisa berbuat banyak terhadap pendangkalan Sungai Benawai yang dikeluhkan petani itu.
"Kalau Dinas Pertanian dan Pangan berkaitan dengan pembinaan petani, budidaya tanaman dan saluran tersier saja yang bisa dilakukan, sementara yang menjadi persoalan atau penyebab banjir atau genangan air karena Sungai Benawai, mungkin fungsinya harus dioptimalkan kembali agar sawah tidak tergenang terus," katanya.
Sementara itu, salah seorang tokoh masyarakat Desa Sedahan, Kirno mengatakan, sebanyak 510 hektare lahan sawah atau pertanian milik masyarakat di Dusun Sidorejo, Desa Sedahan, Kecamatan Sukadana, dalam beberapa minggu terakhir sering terendam air banjir, sehingga berdampak pada gagal tanam.
"Kerugian material sudah pasti, apalagi masyarakat di sini mayoritas petani, dan sudah beberapa kali petani menanam padi yang busuk akibat terendam air banjir," katanya.
Menurut dia, ada sebanyak 136 kepala keluarga yang bermukim di Desa Sedahan tersebut, yang terdampak banjir akibat meluapnya air Sungai Benawai.
"Kami berharap Pemerintah Kabupaten Kayong Utara segera melakukan langkah pencegahan dalam menanggulangi bencana banjir yang rutin terjadi di musim penghujan, seperti melakukan normalisasi terhadap Sungai Benawai atau lainnya," katanya.
Dusun Sidorejo tepat berada di kaki gunung Kawasan Taman Nasional Gunung Palung (Tanagupa) selama ini terkenal sebagai lumbung padi di daerah setempat yang bisa menghasilkan beras sekitar 2.000 ton padi setiap tahunnya. Namun sejak adanya pendangkalan Sungai Benawai membuat produktifitas bidang pertanian menurun drastis sampai saat ini.
"Kalau dulu di sini terkenal jadi lumbung padi, tetapi sejak beberapa tahun ini sudah berubah jadi lumbung air karena sawahnya sering terendam air banjir," ungkapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kayong Utara Wahono di Sukadana, Rabu, mengatakan siap membantu petani di Dusun Sidorejo, Desa Sedahan Jaya, Kecamatan Sukadana yang terancam gagal tanam dan panen akibat padi mereka yang rusak dampak terendam banjir.
"Kami hanya bisa bantu pembinaan penyuluhan sementara untuk fisiknya hanya ada di Dinas PUPR, kalau pertanian sifatnya penyuluhan dan pembinaan saja," ujarnya.
Menurut dia, tanam padi yang terendam banjir dalam waktu lama sangat mempengaruhi perkembangan tanaman yang menjadi kebutuhan pokok masyarakat tersebut dan solusi terbaik menurutnya melakukan normalisasi saluran air yang masuk ke persawahan petani setempat.
"Sudah pasti dampaknya ke produktifitas panen akan turun, bahkan bisa gagal panen kalau terendam banjir terlalu lama," ujarnya.
Dinas Pertanian dan Pangan Kayong Utara mencatat, sebanyak 20 kelompok tani di Desa Sedahan Jaya yang selama ini selalu mendapatkan pembinaan dan pemberdayaan, namun keterbatasan kewenangan dan anggaran menjadi persoalan utama sehingga pihaknya tidak bisa berbuat banyak terhadap pendangkalan Sungai Benawai yang dikeluhkan petani itu.
"Kalau Dinas Pertanian dan Pangan berkaitan dengan pembinaan petani, budidaya tanaman dan saluran tersier saja yang bisa dilakukan, sementara yang menjadi persoalan atau penyebab banjir atau genangan air karena Sungai Benawai, mungkin fungsinya harus dioptimalkan kembali agar sawah tidak tergenang terus," katanya.
Sementara itu, salah seorang tokoh masyarakat Desa Sedahan, Kirno mengatakan, sebanyak 510 hektare lahan sawah atau pertanian milik masyarakat di Dusun Sidorejo, Desa Sedahan, Kecamatan Sukadana, dalam beberapa minggu terakhir sering terendam air banjir, sehingga berdampak pada gagal tanam.
"Kerugian material sudah pasti, apalagi masyarakat di sini mayoritas petani, dan sudah beberapa kali petani menanam padi yang busuk akibat terendam air banjir," katanya.
Menurut dia, ada sebanyak 136 kepala keluarga yang bermukim di Desa Sedahan tersebut, yang terdampak banjir akibat meluapnya air Sungai Benawai.
"Kami berharap Pemerintah Kabupaten Kayong Utara segera melakukan langkah pencegahan dalam menanggulangi bencana banjir yang rutin terjadi di musim penghujan, seperti melakukan normalisasi terhadap Sungai Benawai atau lainnya," katanya.
Dusun Sidorejo tepat berada di kaki gunung Kawasan Taman Nasional Gunung Palung (Tanagupa) selama ini terkenal sebagai lumbung padi di daerah setempat yang bisa menghasilkan beras sekitar 2.000 ton padi setiap tahunnya. Namun sejak adanya pendangkalan Sungai Benawai membuat produktifitas bidang pertanian menurun drastis sampai saat ini.
"Kalau dulu di sini terkenal jadi lumbung padi, tetapi sejak beberapa tahun ini sudah berubah jadi lumbung air karena sawahnya sering terendam air banjir," ungkapnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021