BKKBN (Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional) Kalimantan Barat menyatakan, pihaknya sudah meluncurkan beberapa program dalam penanganan stunting (kekerdilan) di provinsi itu.
"Terkait menurunkan angka stunting di Kalbar kami sudah meluncurkan program-program penanganan stunting, seperti membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK), Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) dan merangkul Mitra Kerja dengan program nya 1000 Mitra," kata Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar, Tenny C Soriton di Pontianak, Jumat.
Program tersebut ujarnya menambahkan, tinggal menunggu surat resmi dari BKKBN Pusat. Selain itu bersama BKKBN Kalbar juga telah mengoptimalkan peran serta lintas sektoral yang bersinergi, termasuk didalamnya peran serta masyarakat Kalbar dalam penanganan stunting.
"Kami bersama pihak-pihak terkait juga langsung turun ke lapangan dengan memberi penyuluhan atau sosialisasi terkait kesehatan keluarga, persiapan pernikahan, 1000 hari pertama kehidupan dan pemenuhan asupan gizi bagi anak sejak dalam kandungan hingga balita. Semua itu kami lakukan untuk menangani stunting pada anak dan menciptakan keluarga yang sehat, sejahtera dan bahagia," kata Tenny.
Ia juga mengapresiasi telah digelarnya kegiatan rakor kebijakan intervensi penanganan stunting yerintegritas yang dilakukan Pemprov Kalbar. Hal itu juga merupakan salah satu upaya dalam menangani stunting dengan melibatkan semua pihak, terutama pemerintah daerah di Kalbar.
Sementara itu, berdasarkan data aplikasi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) 2021 menunjukkan per 11 Oktober 2021, anak di bawah lima tahun (Balita) yang mengalami gizi buruk terdapat 4.258 anak, dan Balita yang mengalami gizi kurang sebanyak 14.337 anak, hal ini menunjukkan perlunya komitmen yang kuat dari semua pihak serta diperkuat dengan sumber daya yang memadai dalam membantu penurunan stunting di Kalbar.
Sebelumnya, BKKBN Kalbar dan Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Kalbar juga memperkuat kerja sama dalam mengatasi stunting (kekerdilan) di provinsi itu.
Tenny menambahkan dengan kerja sama tersebut diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam membangun sumber daya manusia yang unggul, sehat, cerdas dan sejahtera serta bisa menurunkan angka stunting di Kalbar.
Menurut Tenny, AIMI merupakan organisasi masyarakat yang bergerak di bidang sosial dan kesehatan, dimana program-programnya bisa dikolaborasi dengan program BKKBN, berjalan bersama-sama untuk mengatasi stunting dan membangun SDM yang unggul di Kalbar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Terkait menurunkan angka stunting di Kalbar kami sudah meluncurkan program-program penanganan stunting, seperti membentuk Tim Pendamping Keluarga (TPK), Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) dan merangkul Mitra Kerja dengan program nya 1000 Mitra," kata Kepala Perwakilan BKKBN Kalbar, Tenny C Soriton di Pontianak, Jumat.
Program tersebut ujarnya menambahkan, tinggal menunggu surat resmi dari BKKBN Pusat. Selain itu bersama BKKBN Kalbar juga telah mengoptimalkan peran serta lintas sektoral yang bersinergi, termasuk didalamnya peran serta masyarakat Kalbar dalam penanganan stunting.
"Kami bersama pihak-pihak terkait juga langsung turun ke lapangan dengan memberi penyuluhan atau sosialisasi terkait kesehatan keluarga, persiapan pernikahan, 1000 hari pertama kehidupan dan pemenuhan asupan gizi bagi anak sejak dalam kandungan hingga balita. Semua itu kami lakukan untuk menangani stunting pada anak dan menciptakan keluarga yang sehat, sejahtera dan bahagia," kata Tenny.
Ia juga mengapresiasi telah digelarnya kegiatan rakor kebijakan intervensi penanganan stunting yerintegritas yang dilakukan Pemprov Kalbar. Hal itu juga merupakan salah satu upaya dalam menangani stunting dengan melibatkan semua pihak, terutama pemerintah daerah di Kalbar.
Sementara itu, berdasarkan data aplikasi Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (e-PPGBM) 2021 menunjukkan per 11 Oktober 2021, anak di bawah lima tahun (Balita) yang mengalami gizi buruk terdapat 4.258 anak, dan Balita yang mengalami gizi kurang sebanyak 14.337 anak, hal ini menunjukkan perlunya komitmen yang kuat dari semua pihak serta diperkuat dengan sumber daya yang memadai dalam membantu penurunan stunting di Kalbar.
Sebelumnya, BKKBN Kalbar dan Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia (AIMI) Kalbar juga memperkuat kerja sama dalam mengatasi stunting (kekerdilan) di provinsi itu.
Tenny menambahkan dengan kerja sama tersebut diharapkan bisa memberikan kontribusi dalam membangun sumber daya manusia yang unggul, sehat, cerdas dan sejahtera serta bisa menurunkan angka stunting di Kalbar.
Menurut Tenny, AIMI merupakan organisasi masyarakat yang bergerak di bidang sosial dan kesehatan, dimana program-programnya bisa dikolaborasi dengan program BKKBN, berjalan bersama-sama untuk mengatasi stunting dan membangun SDM yang unggul di Kalbar.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021