Pemerintah Kota Pontianak, di Kalimantan Barat bersama instansi terkait lainnya menggelar apel siap siaga menghadapi terjadinya bencana banjir, terutama yang disebabkan oleh alam.
Wakil Wali Kota Pontianak Bahasan di Pontianak, Rabu, mengatakan hari ini pihaknya bersama instansi terkait menggelar apel siap siaga untuk menghadapi bencana yang bisa saja terjadi di akhir 2021.
“Karena menurut BMKG, akan terjadi hujan ekstrem di seluruh Indonesia," kata dia usai meninjau apel siap siaga di lapangan SPN (Sekolah Polisi Negar) Polda Kalbar.
Ia menambahkan Kota Pontianak sering terjadi bencana, seperti puting beliung, genangan air, banjir, serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Ia juga menanggapi persoalan banjir yang terjadi di beberapa kabupaten di Kalbar.
“Ini menjadi atensi bagi kita untuk tetap waspada terhadap bencana banjir mengingat masih satu pulau dan tidak menutup kemungkinan bisa terjadi juga di Pontianak,” katanya.
Ia mengemukakan perlunya apel siap siaga untuk mengantisipasi bencana, supaya jika terjadinya bencana, seperti banjir, sudah siap tenaga ekstra untuk turun ke lapangan untuk melakukan penanganan.
“Intinya dalam hal ini kami melakukan koordinasi, berkolaborasi, dan bersinergi dengan instansi terkait untuk melakukan persiapan, jika terjadi bencana alam, seperti banjir, puting beliung dan karhutla, maka bisa dengan sigap bisa memberikan pertolongan atau penanganan lainnya," katanya.
Menurut data dari BNPB, sejak 1 Januari hingga 5 September 2021, di Indonesia telah terjadi 1.289 bencana alam, dengan rincian 750 bencana banjir, 477 cuaca ekstrem, 346 tanah longsor, dan 206 kali karhutla.
Data bencana lima tahun terakhir yang terjadi di Kota Pontianak, mulai 2017 hingga 2020, yakni kebakaran pemukiman dan ruko 125 kasus, karhutla 98 kasus, puting beliung sembilan kali, dan banjir enam kali.
Dalam menghadapi bencana alam, Bahasan mengingatkan agar segala peralatan dan sarana prasarana pendukung yang dimiliki oleh masing-masing instansi dipersiapkan.
"Perlu adanya partisipasi dan kerja sama serta koordinasi yang baik dari instansi terkait untuk menyiapkan peralatan serta satgas penanggulangan bencana alam sesuai dengan tugas pokok dan tanggung jawabnya," katanya.
Ia menuturkan apel siaga bencana ini digelar untuk meningkatkan kesiapsiagaan seluruh komponen pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi di Kota Pontianak, seperti banjir dan puting beliung.
"Untuk menghindari risiko korban jiwa maupun harta benda, saya mengimbau kepada seluruh masyarakat terutama yang bermukim di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) maupun yang tinggal di wilayah rawan angin puting beliung untuk selalu waspada dan siaga," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
Wakil Wali Kota Pontianak Bahasan di Pontianak, Rabu, mengatakan hari ini pihaknya bersama instansi terkait menggelar apel siap siaga untuk menghadapi bencana yang bisa saja terjadi di akhir 2021.
“Karena menurut BMKG, akan terjadi hujan ekstrem di seluruh Indonesia," kata dia usai meninjau apel siap siaga di lapangan SPN (Sekolah Polisi Negar) Polda Kalbar.
Ia menambahkan Kota Pontianak sering terjadi bencana, seperti puting beliung, genangan air, banjir, serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Ia juga menanggapi persoalan banjir yang terjadi di beberapa kabupaten di Kalbar.
“Ini menjadi atensi bagi kita untuk tetap waspada terhadap bencana banjir mengingat masih satu pulau dan tidak menutup kemungkinan bisa terjadi juga di Pontianak,” katanya.
Ia mengemukakan perlunya apel siap siaga untuk mengantisipasi bencana, supaya jika terjadinya bencana, seperti banjir, sudah siap tenaga ekstra untuk turun ke lapangan untuk melakukan penanganan.
“Intinya dalam hal ini kami melakukan koordinasi, berkolaborasi, dan bersinergi dengan instansi terkait untuk melakukan persiapan, jika terjadi bencana alam, seperti banjir, puting beliung dan karhutla, maka bisa dengan sigap bisa memberikan pertolongan atau penanganan lainnya," katanya.
Menurut data dari BNPB, sejak 1 Januari hingga 5 September 2021, di Indonesia telah terjadi 1.289 bencana alam, dengan rincian 750 bencana banjir, 477 cuaca ekstrem, 346 tanah longsor, dan 206 kali karhutla.
Data bencana lima tahun terakhir yang terjadi di Kota Pontianak, mulai 2017 hingga 2020, yakni kebakaran pemukiman dan ruko 125 kasus, karhutla 98 kasus, puting beliung sembilan kali, dan banjir enam kali.
Dalam menghadapi bencana alam, Bahasan mengingatkan agar segala peralatan dan sarana prasarana pendukung yang dimiliki oleh masing-masing instansi dipersiapkan.
"Perlu adanya partisipasi dan kerja sama serta koordinasi yang baik dari instansi terkait untuk menyiapkan peralatan serta satgas penanggulangan bencana alam sesuai dengan tugas pokok dan tanggung jawabnya," katanya.
Ia menuturkan apel siaga bencana ini digelar untuk meningkatkan kesiapsiagaan seluruh komponen pemerintah dan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana hidrometeorologi di Kota Pontianak, seperti banjir dan puting beliung.
"Untuk menghindari risiko korban jiwa maupun harta benda, saya mengimbau kepada seluruh masyarakat terutama yang bermukim di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) maupun yang tinggal di wilayah rawan angin puting beliung untuk selalu waspada dan siaga," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021