Pemerintah Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat telah menyiapkan 32 lokasi pengungsian yang tersebar di 12 kecamatan untuk menampung korban banjir yang terjadi sejak dua pekan terakhir.
Kepala Dinas Komunikasi dan Infomartika Kabupaten Sintang Kurniawan di Sintang, Minggu mengatakan, jika banjir terus meluas, maka tempat pengungsian akan ditambah dengan memanfaatkan gedung sekolah yang bebas banjir.
Menurut dia, Pemkab Sintang juga sudah mendistribusikan bantuan untuk korban banjir dan mendirikan posko tanggap darurat bencana alam di sejumlah titik serta dapur umum yang melibatkan sejumlah pihak.
"Posko utama di Kantor BPBD Kabupaten Sintang dengan nomor hotline yang bisa dihubungi 085386591999 dan 082151681242," jelas Kurniawan.
Selain itu, akibat banjir yang terjadi juga menyebabkan 45 gardu PLN terendam banjir, sehingga dilakukan pemadaman listrik di sejumlah titik.
Ia menjelaskan, hingga saat ini terdapat 25.799 kepala keluarga terdampak banjir, 1.906 jiwa diantaranya sudah mengungsi di tempat pengungsian yang disediakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sintang.
Banjir besar yang terjadi sejak 25 Oktober 2021 itu, sampai saat ini masih merendam wilayah Sintang, ribuan rumah terendam, bahkan fasilitas umum dan akses jalan nasional dalam provinsi yang menghubungkan sejumlah kabupaten di wilayah tersebut masih terendam banjir.
“Sudah terdata ada 25. 799 kepala keluarga menjadi korban banjir mencakup 12 kecamatan, itu di luar Kecamatan Ketungau Hulu dan Ketungau Tengah. Hingga Jumat (5/11) terdapat 1.906 jiwa mengungsi khusus di Kecamatan Sintang, data itu akan terus bertambah,” kata Kurniawan.
Kurniawan juga menyampaikan Pemkab Sintang mengambil kebijakan dengan kondisi banjir yang semakin meningkat, menetapkan tempat-tempat dapur umum yang dikelola baik oleh pemerintah daerah mau pun oleh masyarakat.
Sementara logistik diupayakan dibantu oleh pemerintah daerah melalui Dinas sosial ke Camat Sintang dan langsung didistribusikan bantuannya ke dapur umum tersebut.
"Pemkab Sintang juga mengeluarkan kebijakan meliburkan sementara aktivitas belajar mengajar di sekolah," jelas Kurniawan.
Terkait pelayanan kesehatan untuk korban banjir, kata Kurniawan, terfokus pada pelayanan di Puskesmas, melalui tenaga kesehatan turun ke lapangan menemui warga masyarakat dengan menggunakan angkutan air serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan selama 24 jam.
Disebutkan Kurniawan, adapun prediksi ke depan dari BMKG bahwa tanggal 5 -12 November 2021 curah hujan cukup tinggi dengan intensitas sedang sampai lebat terjadi di wilayah Kecamatan Ambalau, Serawai, Kayan Hulu, Kayan Hilir, Dedai, Tempunak, Sepauk, Sintang dan Kecamatan Binjai Hulu.
Untuk itu, Kurniawan mengimbau agar masyarakat mewaspadai dan mengantisipasi bencana hidrometrologi banjir, angin kencang dan longsor yang dapat mengancam keselamatan jiwa dan barang yang dimiliki.
"Sebaiknya masyarakat yang sudah terkena banjir untuk dapat mengungsi ke tempat-tempat yang aman dengan berkoordinasi dengan kepala desa dan lurah di masing-masing daerah," pesan Kurniawan.**3**
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
Kepala Dinas Komunikasi dan Infomartika Kabupaten Sintang Kurniawan di Sintang, Minggu mengatakan, jika banjir terus meluas, maka tempat pengungsian akan ditambah dengan memanfaatkan gedung sekolah yang bebas banjir.
Menurut dia, Pemkab Sintang juga sudah mendistribusikan bantuan untuk korban banjir dan mendirikan posko tanggap darurat bencana alam di sejumlah titik serta dapur umum yang melibatkan sejumlah pihak.
"Posko utama di Kantor BPBD Kabupaten Sintang dengan nomor hotline yang bisa dihubungi 085386591999 dan 082151681242," jelas Kurniawan.
Selain itu, akibat banjir yang terjadi juga menyebabkan 45 gardu PLN terendam banjir, sehingga dilakukan pemadaman listrik di sejumlah titik.
Ia menjelaskan, hingga saat ini terdapat 25.799 kepala keluarga terdampak banjir, 1.906 jiwa diantaranya sudah mengungsi di tempat pengungsian yang disediakan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sintang.
Banjir besar yang terjadi sejak 25 Oktober 2021 itu, sampai saat ini masih merendam wilayah Sintang, ribuan rumah terendam, bahkan fasilitas umum dan akses jalan nasional dalam provinsi yang menghubungkan sejumlah kabupaten di wilayah tersebut masih terendam banjir.
“Sudah terdata ada 25. 799 kepala keluarga menjadi korban banjir mencakup 12 kecamatan, itu di luar Kecamatan Ketungau Hulu dan Ketungau Tengah. Hingga Jumat (5/11) terdapat 1.906 jiwa mengungsi khusus di Kecamatan Sintang, data itu akan terus bertambah,” kata Kurniawan.
Kurniawan juga menyampaikan Pemkab Sintang mengambil kebijakan dengan kondisi banjir yang semakin meningkat, menetapkan tempat-tempat dapur umum yang dikelola baik oleh pemerintah daerah mau pun oleh masyarakat.
Sementara logistik diupayakan dibantu oleh pemerintah daerah melalui Dinas sosial ke Camat Sintang dan langsung didistribusikan bantuannya ke dapur umum tersebut.
"Pemkab Sintang juga mengeluarkan kebijakan meliburkan sementara aktivitas belajar mengajar di sekolah," jelas Kurniawan.
Terkait pelayanan kesehatan untuk korban banjir, kata Kurniawan, terfokus pada pelayanan di Puskesmas, melalui tenaga kesehatan turun ke lapangan menemui warga masyarakat dengan menggunakan angkutan air serta menyelenggarakan pelayanan kesehatan selama 24 jam.
Disebutkan Kurniawan, adapun prediksi ke depan dari BMKG bahwa tanggal 5 -12 November 2021 curah hujan cukup tinggi dengan intensitas sedang sampai lebat terjadi di wilayah Kecamatan Ambalau, Serawai, Kayan Hulu, Kayan Hilir, Dedai, Tempunak, Sepauk, Sintang dan Kecamatan Binjai Hulu.
Untuk itu, Kurniawan mengimbau agar masyarakat mewaspadai dan mengantisipasi bencana hidrometrologi banjir, angin kencang dan longsor yang dapat mengancam keselamatan jiwa dan barang yang dimiliki.
"Sebaiknya masyarakat yang sudah terkena banjir untuk dapat mengungsi ke tempat-tempat yang aman dengan berkoordinasi dengan kepala desa dan lurah di masing-masing daerah," pesan Kurniawan.**3**
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021