Wali Kota Pontianak di Kalimantan Barat, Edi Rusdi Kamtono mengatakan gencar melakukan pembersihan saluran dan mempertahankan fungsi drainase untuk mengantisipasi genangan air saat pasang air laut tertinggi dan dampak tingginya curah hujan.
"Pada Desember biasanya rutin terjadi dua kali pasang air laut tertinggi begitu juga Januari biasa dua kali," kata Edi Rusdi Kamtono dalam keterangan tertulisnya di Pontianak, Jumat
Ia menambahkan di Kota Pontianak genangan terjadi akibat pasang air laut tertinggi bersamaan dengan intensitas hujan yang lebat sehingga bisa menyebabkan genangan yang terjadi pada beberapa titik di Kota Pontianak.
"Kota Pontianak biar pun seharian hujan akan tetapi tidak deras maka tidak berdampak pada menimbulkan genangan, dan kuncinya air cepat surut sehingga bisa mengatasi genangan," katanya.
Dia menambahkan, Pemerintah Kota Pontianak saat ini terus menggencarkan pembersihan saluran dan mempertahankan fungsi drainase, sehingga jika terjadi hujan dan air pasang bersamaan maka akan cepat surut ke Sungai Kapuas.
Dalam kesempatan itu, dia mengajak masyarakat untuk peduli terhadap sampah di parit, drainase dan lainnya, dan masyarakat juga diharapkan tidak membangun bangunan apapun di badan parit, karena akan berakibat menutup dan memperkecil ukuran parit yang ada di Kota Pontianak.
Edi menyebutkan sebagai langkah antisipasi jangka panjang pemerintah Kota Pontianak juga melakukan penataan saluran dan membuat parit-parit baru, dan saat ini hampir seluruh parit di Kota Pontianak memang sudah terkoneksi walaupun memang ada yang tidak optimal akibat penyempitan.
Dikatakannya untuk jangka panjang dalam upaya mengantisipasi pasang tinggi air laut maka diperlukan tanggul yang besar yang mengelilingi Kota Pontianak, karena Kota Pontianak berada di bawah permukaan air sehingga tidak bisa terhindarkan dari genangan.
"Akan tetapi opsi tersebut memang merupakan penanganan jangka panjang dan membutuhkan biaya yang cukup besar juga," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021
"Pada Desember biasanya rutin terjadi dua kali pasang air laut tertinggi begitu juga Januari biasa dua kali," kata Edi Rusdi Kamtono dalam keterangan tertulisnya di Pontianak, Jumat
Ia menambahkan di Kota Pontianak genangan terjadi akibat pasang air laut tertinggi bersamaan dengan intensitas hujan yang lebat sehingga bisa menyebabkan genangan yang terjadi pada beberapa titik di Kota Pontianak.
"Kota Pontianak biar pun seharian hujan akan tetapi tidak deras maka tidak berdampak pada menimbulkan genangan, dan kuncinya air cepat surut sehingga bisa mengatasi genangan," katanya.
Dia menambahkan, Pemerintah Kota Pontianak saat ini terus menggencarkan pembersihan saluran dan mempertahankan fungsi drainase, sehingga jika terjadi hujan dan air pasang bersamaan maka akan cepat surut ke Sungai Kapuas.
Dalam kesempatan itu, dia mengajak masyarakat untuk peduli terhadap sampah di parit, drainase dan lainnya, dan masyarakat juga diharapkan tidak membangun bangunan apapun di badan parit, karena akan berakibat menutup dan memperkecil ukuran parit yang ada di Kota Pontianak.
Edi menyebutkan sebagai langkah antisipasi jangka panjang pemerintah Kota Pontianak juga melakukan penataan saluran dan membuat parit-parit baru, dan saat ini hampir seluruh parit di Kota Pontianak memang sudah terkoneksi walaupun memang ada yang tidak optimal akibat penyempitan.
Dikatakannya untuk jangka panjang dalam upaya mengantisipasi pasang tinggi air laut maka diperlukan tanggul yang besar yang mengelilingi Kota Pontianak, karena Kota Pontianak berada di bawah permukaan air sehingga tidak bisa terhindarkan dari genangan.
"Akan tetapi opsi tersebut memang merupakan penanganan jangka panjang dan membutuhkan biaya yang cukup besar juga," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Kalimantan Barat 2021